
Dalam setiap perusahaan dapat dipastikan terdapat sebuah berkas, dokumen, atau file yang memuat rencana produksi. Pada dasarnya, data yang ada di berkas ini sangat penting karena memuat cetak biru aktivitas produksi yang dilakukan. Tapi adakah contoh rencana produksi yang dapat dijadikan acuan?
Rencana produksi sendiri merupakan sebuah kerangka yang dibuat untuk melancarkan proses produksi, mulai dari perencanaan, pembuatan, uji coba, produksi massal, hingga ke tahap evaluasi yang dilakukan guna melihat adanya hal-hal yang dapat ditingkatkan.
Baca Juga: Memahami Fungsi dan 4 Tahapan dalam Demand Management
Cermati Fungsinya, Jalankan dengan Optimal
Setidaknya terdapat enam fungsi dari rencana produksi yang akan dijalankan. Ketika keenam poin ini secara optimal dilaksanakan, maka sebuah perusahaan akan dapat menjalankan operasionalnya untuk kegiatan produksi dengan baik.
Keenam poin fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten pada rencana strategis yang telah dimiliki perusahaan. Dengan adanya perencanaan produksi, semua langkah akan berjalan secara berirama dan saling mendukung
- Menjadi alat ukur performansi proses perencanaan produksi yang dilakukan
- Menjamin kemampuan produksi konsisten pada rencana yang disusun sebelumnya
- Melakukan monitoring hasil produksi aktual pada rencana yang telah dibuat, dan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar target yang dimiliki tercapai
- Melakukan pengelolaan persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan di setiap periode keuangan
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi yang menjadi acuan semua yang terlibat dalam urusan produksi perusahaan
Poin-poin yang disampaikan di atas ini penting untuk dipahami dengan baik, sehingga perencanaan yang dilakukan dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan menjalankan fungsi-fungsi fundamental seperti yang disampaikan di atas.
Lalu Apa Saja Manfaatnya?

Sumber: freepik.com
Secara mendasar, keberadaan contoh rencana produksi yang baik dapat Anda gunakan sebagai acuan dan gambaran praktis. Sebelumnya, beberapa manfaat dari rencana produksi ini dapat Anda cermati di bagian berikut.
- Meningkatkan kualitas, karena direncanakan dengan baik, proses produksi dapat benar-benar mengoptimalkan semua bahan baku dan peralatan yang ada sehingga kualitasnya akan terus naik
- Mengurangi idle time, atau juga dikenal dengan waktu tunggu. Karena semua terjadwal dengan baik maka waktu tunggu yang muncul pada setiap tahapan bisa dikurangi tanpa mengesampingkan kapasitas kerja peralatan pabrik dan SDM
- Efisiensi biaya operasional, penyusunan rencana produksi yang dilakukan dengan cermat dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional. Pos-pos yang mungkin masih menjadi pemborosan dapat ditekan, sehingga tidak ada anggaran yang dikeluarkan tanpa harus jelas
- Mengurangi stres di sisi karyawan, pengelolaan waktu kerja yang ideal membuat karyawan memiliki tingkat stres yang dapat ditangani. Hal ini berpengaruh langsung pada produktivitas kerja, sehingga target yang ada dapat tercapai dengan lebih baik.
- Meningkatkan keuntungan bisnis, proses produksi yang berjalan lancar, efektif, dan optimal, jelas akan membawa keuntungan bagi bisnis. Baik dari segi nominal rupiah atau waktu dan sumber daya yang diperlukan, tidak akan ada pemborosan yang terjadi
- Relasi dengan pelanggan, ketika proses produksi berjalan dengan baik maka stok produk di pasar akan lebih terjamin. Pelanggan akan memiliki tingkat kepuasan yang terjaga sehingga hubungan yang terjalin lebih berkualitas
- Reputasi perusahaan, perlahan tetapi pasti, kinerja baik perusahaan akan menjadi salah satu value yang disematkan oleh masyarakat. Reputasi baik akan membawa banyak dampak baik lainnya sehingga dapat memberikan keuntungan jangka panjang
3 Langkah Menyusun Perencanaan Produksi

Sumber: freepik.com
1. Routing
Routing sendiri adalah penyusunan jalur-jalur kerja yang akan dilakukan. Bentuknya beragam, mulai dari urutan pengerjaan produk, timeline operasional perusahaan, hingga urutan operasi kerja yang harus ditaati untuk menyelesaikan produksi.
Data penting akan dimasukkan dalam berkas ini. Hal-hal tersebut meliputi kuantitas dan jenis mesin, pasokan bahan baku yang diperlukan, kualitas bahan baku dan produk hasil, jumlah karyawan yang masuk dalam proses, alat produksi yang digunakan, teknis pekerjaan yang dilakukan, dan detail lainnya.
Secara umum, cakupan routing yang dibuat adalah penentuan produk, kapasitas produksi, cara produksi, dan tempat produksi.
2. Penjadwalan
Setelah semua jalur kerja selesai disusun, selanjutnya penjadwalan akan disusun sesuai dengan kerangka kerja yang ada. Penyusunan prioritas pekerjaan dilakukan, agar tidak terjadi hambatan atau bottleneck pada proses berikutnya.
Penjadwalan sendiri memperhitungkan waktu dimulainya sebuah pekerjaan, dan perkiraan selesainya pekerjaan tersebut. Akan dimasukkan pula perhitungan cermat tentang waktu cadangan yang mungkin diperlukan bilamana terjadi hal yang diluar rencana.
3. Dispatching
Pemindahan tanggung jawab kerja pada staf operasional kemudian dilakukan sebagai langkah akhir dan bentuk penerapan routing dan penjadwalan. Setiap orang akan memiliki pekerjaannya masing-masing untuk dilaksanakan sesuai petunjuk dan jadwal.
Nantinya pada proses ketiga ini akan dijabarkan infrastruktur penunjang yang diperlukan, bagan proses kerja secara sistematis, instruksi umum dan khusus, penjelasan tanggung jawab masing-masing orang, peraturan yang harus ditaati, hingga detail lain yang terkait dengan proses produksi.
Tambahan fungsi pengawasan kemudian muncul untuk memastikan semua pekerjaan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan tidak ada pergeseran jadwal yang tidak sesuai.
Contoh Rencana Produksi sebagai Ilustrasi Umum

Sumber: freepik.com
Sekilas mengenai contoh rencana produksi sebagai gambaran dapat Anda lihat dalam bagian terakhir ini. Tentu saja, variabel yang muncul akan jauh lebih banyak pada kenyataannya. Namun setidaknya ilustrasi ini dapat membantu Anda mendapatkan gambaran besarnya.
Sebuah bisnis rumahan akan melangkah menjadi bisnis yang lebih besar, dengan produk keripik kentang. Contoh rencana produksinya adalah sebagai berikut.
Analisis Keuangan
Investasi awal yang diperlukan:
- Ember besar, 5 buah @Rp250,000 dengan total Rp1,250,000
- Panci masak, 4 buah @Rp200,000 dengan total Rp800,000
- Timbangan, 4 buah @Rp300,000 dengan total Rp1,200,000
- Wajan, 2 buah @Rp500,000 dengan total Rp1,000,000
- Kompor, 2 buah @Rp1,000,000 dengan total Rp2,000,000
- Tabung gas, 2 buah @Rp400,000 dengan total Rp800,000
- Alat potong, 3 buah @Rp500,000 dengan total Rp1,500,000
- Mesin penggiling, 2 buah @Rp1,000,000 dengan total Rp2,000,000
- Mesin kemasan, 1 buah dengan total Rp1,500,000
Operasional bulanan:
- Tepung terigu, 200 kg @Rp10,000 dengan total Rp2,000,000
- Minyak, 30 liter @Rp15,000 dengan total Rp450,000
- Telur ayam, 10 kg @Rp25,000 dengan total Rp250,000
- Garam, 5 kg @5,000 dengan total Rp25,000
- Bubuk perasa, 150 pcs @Rp5,000 dengan total Rp750,000
- Kentang, 100 kg @5,000 dengan total Rp500,000
- Gaji karyawan, 10 orang @Rp1,000,000 dengan total Rp10,000,000
- Biaya overhead, dengan total Rp5,000,000
- Lain-lain, dengan total Rp1,500,000
Proses Pembuatan
Persiapan alat: 5 ember besar, 4 panci masak, 3 alat potong
Persiapan bahan: tercantum di analisis keuangan
Proses pembuatan:
- Kentang dikupas dan dicuci hingga bersih
- Potong menggunakan alat yang telah disediakan
- Campur potongan kentang dengan tepung terigu, telur, dan garam
- Goreng kentang ke minyak panas dengan api sedang
- Angkat kentang setelah berwarna coklat keemasan dan tiriskan
- Campur dengan bubuk perasa yang tersedia
- Kemas keripik kentang dengan mesin kemasan agar higienis dan siap dipasarkan
Jadwal Kegiatan
Produksi akan dimulai pada 1 Mei 2021 dan prosesnya akan dilakukan setiap hari. Diawali dengan pengecekan bahan baku dan alat, persiapan keduanya, kemudian eksekusi proses produksi yang diperlukan.
Baca Juga: 5 Manfaat Sistem E Procurement untuk Pengadaan Barang
Itu tadi sekilas mengenai contoh rencana produksi yang dapat diberikan dalam artikel ini, beserta penjelasan lain mengenai fungsi, manfaat, dan cara menyusunnya. Tentu semua akan menjadi lebih mudah ketika Anda menggunakan modul yang handal untuk urusan ini, seperti yang disediakan oleh RUN System.
Production Planning Management dapat membantu Anda untuk menerapkan perencanaan yang lebih baik. Jauh lebih kompleks dari rencana produksi di atas, variabel yang dibutuhkan dalam industri jelas akan lebih besar dan kompleks. RUN System dapat membantu Anda menangani hal ini dengan baik dengan modul tersebut. Maka segera gunakan modul handal dari RUN System, dan maksimalkan keuntungan yang Anda dapatkan sekarang juga!