Mengenal Jurnal Retur Penjualan dan Pembelian, Serta Contohnya

Kunci dari memiliki catatan transaksi keuangan perusahaan yang baik adalah dalam hal identifikasi dan klasifikasi suatu transaksi. Proses penghitungan dan pelaporan akan lebih lancar ketika pengelompokan transaksi sekaligus buktinya sudah jelas dari awal. Termasuk ketika perusahaan mendapatkan pengembalian produk, atau bisa juga perusahaan itu sendiri yang mengembalikan barang kepada pemasok. Perusahaan harus jeli dalam membuat jurnal retur penjualan dan pembelian. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan mengenai jurnal retur penjualan dan pembelian berikut ini.

Jurnal Retur Penjualan dan Retur Pembelian

Sudah banyak diketahui bahwa retur penjualan adalah adalah pengembalian produk yang dilakukan pelanggan atau konsumen terakhir suatu produk kepada penjual atau perusahaan. Sedangkan retur pembelian adalah pengembalian barang atau bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemasok. Pengembalian ini dapat ditukar dengan barang baru atau uang ketika transaksi dibayarkan tunai. Kedua hal ini dilakukan karena barang cacat/rusak atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pembeli, baik itu dari pihak konsumen maupun perusahaan sebagai pembeli.

Sehingga jurnal retur penjualan dan pembelian adalah pencatatan khusus untuk kedua akun tersebut secara detail dan sesuai dengan kaidah akuntansi. Dalam mengolah data transaksi keduanya, ada beberapa ketentuan spesifik yang perlu dicermati.

Baca Juga: Cash Flow Dalam Sistem Keuangan Bisnis, Simak Ulasannya di Sini!

1. Jurnal Retur Penjualan

Ketika mendapatkan retur penjualan, perusahaan akan memeriksa nota kredit terlebih dahulu. Selain menjadi bukti transaksi, nota kredit akan menunjukkan kategori dari retur penjualan tersebut. Kategori yang dimaksud adalah (1) sebagai pengurang piutang pembeli jika transaksi kredit, (2) sebagai pengembalian pembayaran jika transaksi tunai, dan (3) sebagai penggantian barang rusak oleh perusahaan atau klaim. Nota kredit akan menunjukkan perjanjian transaksi yang telah disepakati sebelumnya.

Dari ketiga kategori tersebut, semuanya akan sama-sama memengaruhi margin kotor perusahaan, baik itu dalam akun biaya maupun akun penjualan. Ketika memengaruhi akun biaya, misalnya biaya pengiriman, maka retur penjualan akan memengaruhi jurnal penyesuaian biaya. Sedangkan jika tidak ada akun biaya yang terlibat, retur penjualan akan langsung mengurangi nilai dari akun penjualan.

Lebih lanjut dalam siklus akuntansi keuangan, retur penjualan dapat dimasukkan dalam beberapa jurnal selain jurnal retur penjualan atau kartu khusus sesuai dengan kebutuhan. Diantaranya adalah jurnal umum, kartu gudang, kartu persediaan, atau kartu piutang. Hal ini akan sangat berkaitan dengan kategori retur penjualan yang dipilih.

2. Jurnal Retur Pembelian

Telah sedikit dijelaskan di atas, transaksi yang disepakati oleh perusahaan dalam hal membayarkan tagihan kepada perusahaan pemasok akan memengaruhi pencatatannya dalam jurnal retur pembelian. Ketika dibayarkan secara tunai, perusahaan pembeli yang mengajukan retur pembelian akan langsung ditukar dengan uang yang tadi sudah dibayarkan.

Kemudian untuk transaksi yang dilakukan secara kredit, maka retur pembelian akan mengurangi nilai utang dagang perusahaan pembeli. Nantinya, akun utang dagang akan masuk dalam kolom debit sedangkan akun retur pembelian masuk dalam kolom kredit.

Untuk pelaksanaan pengembalian barangnya, perusahaan pembeli harus menyertakan nota debit yang didapatkan bersamaan dengan datangnya barang. Lalu perusahaan pembeli hanya akan diminta melunasi pembelian barang yang tidak diretur.

Sumber: Pixabay

Cara Membuat dan Contohnya

Untuk lebih memudahkan Anda memahami proses pencatatannya, berikut ini adalah contoh penulisan dari akun retur penjualan dan pembelian yang ada dalam jurnal retur penjualan dan retur pembelian khusus. Artinya, pencatatannya terpisah dengan jurnal umum dan/atau kartu khusus.

1. Retur Penjualan

Didapatkan data total retur penjualan yang diterima PT. Mogu pada bulan September 2022 adalah sebagai berikut:

• Penjualan kredit sebesar Rp. 61.000.000
• Retur penjualan Rp. 5.000.000
• Harga Pokok Penjualan Rp. 3.700.000

(Sistem periodik, yaitu pencatatan yang dilakukan saat akhir periode)

(Sistem perpetual, yaitu pencatatan yang dilakukan langsung setelah mendapatkan retur penjualan. Persediaan barang dagang muncul karena gudang menerima produk yang dikembalikan.)

Sumber: Pixabay

2. Retur Pembelian

Total retur pembelian yang dilakukan oleh PT. Mogu pada bulan September 2022 sebagai berikut:

• Pembelian kredit sebesar Rp. 103.000.000
• Retur pembelian Rp. 13.000.000

(Sistem Periodik)

(Sistem Perpetual)

Baca Juga: Cara Kerja dan 4 Manfaat Software Akuntansi serta 6 Rekomendasinya

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal retur penjualan dan pembelian memang mudah dilakukan asalkan proses identifikasi dan klasifikasi jelas dan teratur. Namun akan menjadi lebih menantang ketika perusahaan induk perlu mengelola laporan keuangan beberapa anak perusahaan. Dibutuhkan kecermatan yang lebih tinggi untuk membuat semua transaksi yang ada, termasuk retur penjualan dan pembelian. Untuk itu, Run System hadir sebagai platform yang mampu membantu Anda membuat laporan keuangan secara efektif dan efisien. Melalui fitur Financial and Cost Control Management, Anda dapat menjalankan siklus akuntansi perusahaan secara penuh dengan unit bisnis yang tidak terbatas. Temukan kemudahan mengelola perusahaan bersama Run System dan 9 fitur utama lainnya dengan mengunjungi kami di sini.