Dalam quality management system, perusahaan harus benar-benar mengelola dengan baik mulai dari proses produksi, distribusi, hingga hal-hal lainnya. Agar perusahaan tidak keliru dalam menilai maka perlu mempelajari quality management system case study. Temukan komponen utama dan contohnya di sini. Selengkapnya simak artikel di bawah ini.
Komponen Utama Quality Management System
Sumber: pinterest.com
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System atau QMS) adalah kerangka kerja yang digunakan oleh organisasi untuk mengelola dan meningkatkan mutu produk atau layanan mereka. Komponen-komponen utama dari sebuah QMS biasanya mengikuti standar internasional seperti ISO 9001:2015. Berikut adalah beberapa komponen utama dari QMS:
1. Quality Policy
Ini adalah pernyataan resmi dari organisasi tentang komitmen mereka terhadap mutu. Kebijakan mutu biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak dan harus diikuti oleh seluruh anggota organisasi.
2. Quality Planning
Ini melibatkan perencanaan strategis untuk mencapai tujuan mutu. Ini termasuk perencanaan bagaimana proses akan dijalankan, bagaimana risiko akan dikelola, dan bagaimana sumber daya akan dialokasikan.
3. Pengendalian Dokumen
Mengelola semua dokumen yang terkait dengan QMS, termasuk kebijakan, prosedur, pedoman, dan catatan. Dokumen-dokumen ini harus dikelola dengan cermat, termasuk pengendalian revisi dan distribusi.
4. Pengendalian Proses
Menerapkan kontrol dan pemantauan yang tepat pada semua proses yang mempengaruhi mutu produk atau layanan. Hal ini melibatkan identifikasi parameter kunci yang harus dimonitor dan pengambilan tindakan korektif jika diperlukan.
5. Pengukuran dan Pemantauan Mutu
Ini melibatkan pengumpulan data mutu, analisis data, dan pemantauan kinerja secara berkala untuk memastikan bahwa proses dan produk sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
6. Audit Internal
Melakukan audit internal secara berkala untuk mengevaluasi ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur mutu, serta efektivitas QMS secara keseluruhan.
7. Pelatihan dan Kesadaran
Memastikan bahwa semua anggota perusahaan memiliki pemahaman yang memadai tentang QMS dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik.
8. Performance Measurement
Menetapkan indikator kinerja yang sesuai dan mengukur kinerja organisasi secara keseluruhan dan kinerja individu terhadap tujuan mutu yang telah ditetapkan.
9. Pemantauan Pelanggan
Mengumpulkan masukan dari pelanggan dan menggunakan umpan balik ini untuk meningkatkan produk atau layanan.
10. Perbaikan Berkelanjutan
Mendorong perbaikan berkelanjutan dalam QMS dengan mengidentifikasi peluang perbaikan dan menerapkan tindakan perbaikan yang sesuai.
Setiap perusahaan dapat menyesuaikan QMS mereka sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka, tetapi komponen-komponen ini merupakan fondasi dari sistem manajemen mutu yang efektif. Implementasi QMS yang baik dapat membantu organisasi meningkatkan mutu produk atau layanan mereka, meningkatkan efisiensi, dan mencapai kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.
Quality Management System Case Study
Ada beberapa contoh studi kasus sistem penjaminan mutu yang perlu Anda ketahui. Hal ini penting agar bisa Anda terapkan di perusahaan.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Kedai Kopi
- Ketahui kualitas dari setiap bahan yang digunakan untuk membuat item menu, mulai dari jumlah pembelian bahan, komposisi bahan, nilai gizi, tanggal kadaluarsa, dll.
- Pantau secara berkala suhu penyimpanan untuk mempertahankan kesegaran dan jenis kopi serta mencegah pemborosan.
- Selalu ikuti resep dan pedoman mengolah kopi yang telah ditentukan untuk menciptakan rasa dan aroma yang pas serta konsisten.
- Cari pemasok ideal untuk masing-masing bahan lalu tunjuk staf khusus untuk mengevaluasi kualitas bahan yang masuk ke penyimpanan.
- Gunakan kemasan yang tepat agar kualitas makanan tetap terjaga saat didistribusikan.
- Selalu jaga kebersihan dan sanitasi kedai kopi Anda
Fitur-Fitur RUN System dalam Quality System
1. Quality Assurance
Quality Planning – Mengatur titik kontrol kritis setiap produksi dan proses bisnis, perencanaan, tindakan lanjutan proses inspeksi, hingga hasil inspeksi. Selain itu, modul ini mampu melakukan penentuan parameter kualitas seperti parameter kualitas perencanaan mulai dari proses masuknya bahan baku hingga pengiriman barang ke pelanggan.
Quality Parameter – Penentuan parameter inspeksi dan skoring yang dapat menentukan apakah bahan dapat dilanjutkan untuk diproses lebih lanjut.
Quality Inspection – Meninjau proses inspeksi material dan barang dilakukan berdasarkan Quality Planning atau tidak. Selain itu, dapat mengontrol proses kualitas di seluruh siklus hidup produk (Product Life Cycle). Kemudian, melakukan inspeksi dari berbagai tahap, memantau inspeksi kualitas dan memberi notifikasi saat kualitas tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Quality Management System
Balance Scorecard – Manajemen KPI organisasi berbasis Perspektif Keuangan, Pelanggan, Proses Internal dan Pembelajaran dan Pertumbuhan (balanced scorecard) di setiap level organisasi.
Continual Improvement Program – Program manajemen perbaikan berkelanjutan yang berada di setiap unit dalam organisasi seperti 5S, Kaizen, Poka Yoke.
Quality Internal Audit – Hasil audit Sistem Manajemen Kualitas berdasarkan balanced scorecard dan CIP.
Bersama RUN System, pengelolaan kualitas perusahaan selalu mencapai standar sehingga seluruh proses bisnis dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.