Memahami Cara Menghitung Debt to Equity Ratio dengan Cepat

Jika Anda ingin mengetahui seberapa sehat perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia melainkan juga bagaimana pengelolaan keuangan internalnya. Salah satunya dengan QVC mengetahui debt to equity ratio. Secara umum, debt to equity ratio adalah mengukur rasio utang terhadap modal. 

Lalu, bagaimana rumus dan cara menghitung debt to equity ratio dengan tepat? Sebelum mengetahuinya, Anda juga perlu memahami apa pengertian dari debt to equity ratio. Selengkapnya hanya di sini. 

Pengertian Debt to Equity Ratio

Secara garis besar, debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang terhadap modal. Jika diberikan penjelasan lebih lengkap, debt to equity ratio adalah rasio keuangan yang membandingkan antara jumlah utang dengan ekuitas. Maka, jumlah utang dan ekuitas dalam perusahaan harus proporsional.

Namun, debt to equity ratio juga bisa disebut sebagai rasio pengungkit. Artinya, rasio yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu investasi di dalam perusahaan. 

Debt to equity ratio adalah komponen yang penting dalam perusahaan. Sebab, fungsi dan manfaatnya yang digunakan untuk mengukur akan berdampak langsung kepada perusahaan. 

Cara Menghitung Debt to Equity Ratio

debt to equity ratio

Sumber: freepik.com

Ada beberapa cara dalam menghitung debt to equity ratio dan salah satunya adalah:

Debt to Equity Ratio = Total Utang : Ekuitas

Utang adalah kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan untuk membayar tunai kepada pemberi utang dalam jangka waktu tertentu. Jika melihat dari jangka waktu pelunasan, terbagi menjadi tiga kewajiban yaitu kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan lainnya.

Ekuitas adalah hak milik perusahaan atas aset yang merupakan kekayaan bersih. Ekuitas terdiri dari dua hal yaitu sisa laba pada periode sebelumnya dan setoran pemilik perusahaan. 

Utang lancar adalah utang yang menyangkut operasional perusahaan dan bersifat jangka pendek. Sebagai contoh: kewajiban membayar upah, utang terhadap supplier, utang belanja karena kebutuhan produksi. 

Sedangkan utang yang bersifat jangka panjang adalah utang berbahaya dan lebih baik dihindari perusahaan karena dananya besar. Sebagai contoh: pinjaman bank. 

Ketika kewajiban lancar lebih besar daripada kewajiban jangka panjang, perusahaan dapat dikatakan sehat, tetapi jika yang terjadi sebaliknya, perusahaan dikatakan tidak sehat. 

Rasio Utang terhadap Modal sebagai Penilai

Ada kekhawatiran yang cukup panjang apabila rasio utang terhadap modal begitu tinggi. Hal ini akan menyebabkan investor enggan untuk memberikan pendanaan kepada perusahaan. Sebab, dengan rasio utang yang tinggi maka kewajiban perusahaan membayar utang pun besar.

Sebaliknya, apabila debt to equity ratio tidak begitu tinggi maka investor tidak ragu untuk memberikan pendanaan kepada perusahaan. Sebab, artinya kewajiban perusahaan membayar utang pun kecil. Investor juga merasa aman dan tidak khawatir apabila perusahaan mendapat kerugian.

Untuk mengatasi utang yang besar maka dari itu perusahaan perlu mengelola keuangan perusahaan dengan baik mai dari proses produksi, penentuan supplier hingga pemasaran produk. Terlebih salah satu ciri keuangan perusahaan sehat adalah debt to equity ratio kecil. 

Debt to Equity Ratio dan Pajak Penghasilan

Ketika mengacu rasio utang terhadap modal, sebenarnya pemerintah telah mengatur khusus tentang hal ini. Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 169/PMK.010/2015 tentang Penentuan Besarnya Perbandingan Antara Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh).

Ada beberapa isi penting di dalam peraturan tersebut yang di antaranya:

  1. Ketentuan besarnya perbandingan antara utang dan modal (DER) berlaku bagi Wajib Pajak Badan yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia yang modalnya terbagi atas saham-saham.
  2. Utang dan modal dihitung dari saldo rata-rata pada satu tahun pajak atau bagian tahun pajak yang bersangkutan.
  3. Besarnya perbandingan utang dan modal paling tinggi empat banding satu (4:1).
  4. Terdapat pengecualian DER tersebut terhadap beberapa kelompok Wajib Pajak, antara lain, bank, lembaga pembiayaan, asuransi dan reasuransi, pertambangan dan yang atas seluruh penghasilannya dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan wajib pajak yang menjalankan usaha di bidang infrastruktur.
  5. Jika hal DER melebihi 4:1 l, biaya pinjaman yang dapat diperhitungkan sebesar biaya pinjaman sesuai dengan rasio 4:1.
  6. Biaya pinjaman meliputi beban keuangan dalam sewa pembiayaan, bunga pinjaman, diskonto dan premium serta biaya tambahan terkait pinjaman, imbalan karena jaminan pengembalian utang dan selisih kurs dari pinjaman mata uang asing.
  7. Jika wajib pajak mempunyai saldo ekuitas nol atau kurang dari nol, seluruh biaya pinjaman tidak dapat diperhitungkan dalam penghitungan penghasilan kena pajak.
  8. Ketentuan baru ini berlaku sejak tahun pajak 2016 dan pelaksanaan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

 

debt to equity ratio adalah

Itulah pengertian dan cara menghitung debt to equity ratio yang perlu Anda ketahui. Agar bisnis dapat berkembang, gunakan ERP software untuk pengelolaan bisnis yang lebih baik. 

Run System sebagai Penyedia Layanan ERP Software

Sebagai penyedia layanan ERP software di Indonesia, RUN System memberikan kemudahan bisnis bagi Anda. RUN System mampu memastikan bahwa proses produksi akan berlangsung lancar dan aman. Sehingga, mampu meningkatkan produktivitas dan biaya produksi dapat terkendali dengan baik. Daftar dan kelola sistem bisnis Anda dari sini.

Bagaimana kami dapat membantu Anda?

Beri tahu kami apa yang Anda butuhkan, kami siap memberikan solusi yang tepat untuk bisnis Anda