Yogyakarta, Agustus 2024 – RUN System, sebagai salah satu pelaku utama dalam sektor teknologi, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung ekosistem bisnis di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan melalui keikutsertaannya sebagai salah satu narasumber dalam agenda Ecosystem Dialogue. Acara yang diselenggarakan oleh Telkom Indigo ini mengusung tema “𝗜𝗻𝘁𝗲𝗴𝗿𝗮𝘁𝗶𝗻𝗴 𝗧𝗲𝗰𝗵𝗻𝗼𝗹𝗼𝗴𝘆 𝗳𝗼𝗿 𝗖𝗿𝗲𝗮𝘁𝗶𝘃𝗲 𝗕𝘂𝘀𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 𝗚𝗿𝗼𝘄𝘁𝗵”. Mereka menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas strategi integrasi teknologi dalam mendorong pertumbuhan bisnis kreatif.
Alwin Zulfikar, Head of Product RUN System, dalam sesi diskusinya mengungkapkan perjalanan RUN System sebagai yang lahir dari Telkom Indigo Incubator hingga IPO dan menjadi Google Cloud Partner ketiga di Indonesia dengan serangkaian produk inovatif termasuk RAIN, solusi Generative AI terbarunya. Indigo Incubator merupakan sebuah program yang berperan penting dalam perkembangan awal startup teknologi di Indonesia. RUN System, kini telah berkembang menjadi salah satu key player dalam industri perangkat lunak enterprise Indonesia.
Pada sesi selanjutnya, Alwin menyoroti pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan daya jual dan daya saing industri-industri kreatif di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Menurutnya, peran pemerintah daerah cukup besar, terutama dalam menyelenggarakan workshop teknologi untuk UMKM. Hal tersebut membantu pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi, sekaligus menjembatani penyedia solusi digital dengan para pelaku UMKM.
Kolaborasi dan Sinergi Menjadi Kunci
Selain itu, Alwin menegaskan bahwa kolaborasi dan sinergi adalah kunci untuk ekspansi bisnis. Menurutnya, kolaborator tidak boleh dikesampingkan karena kolaborasi yang baik dapat membuka peluang baru dan mempercepat inovasi. Ia juga menekankan pentingnya riset pasar dalam pengembangan produk, serta memanfaatkan momentum yang tepat untuk untuk pemasaran brand & penjualan produk.
Narasumber lain dalam acara ini, Bisma Jatmika, Direktur Industri Pariwisata & Kelembagaan Kepariwisataan, turut berbagi pandangannya. Bisma menyoroti peran penting pemerintah dalam mendukung pelaku UKM, khususnya dalam sektor ekonomi kreatif. Ia mencontohkan digitalisasi desain batik yang memudahkan seniman dalam proses produksi. “Pemerintah banyak membantu pegiat UKM. Contohnya pada pengrajin batik, kan harus gambar pola dulu baru di-trace ke kain, nah kami membantu untuk digitalisasi desain batik tadi agar memudahkan seniman batik,” jelas Bisma.
Dilansir dari kemenparkeraf.go.id, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia mencapai Rp1,4 triliun. Nilai tersebut menempatkan Indonesia pada posisi tiga besar dunia negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar ke PDB. Ini menjadi peluang positif bagi penyedia solusi digital dalam berinovasi dan mengembangkan produk, sehingga dapat bersinergi dalam mendukung pertembuhan industri kreatif.
Tidak hanya berbagi dalam diskusi, RUN System juga turut memeriahkan acara ini dengan mengisi salah satu booth. Booth RUN System menjadi pusat perhatian, khususnya saat dikunjungi oleh Kolonel (CAJ) Sandy, Kepala Bagian Penganugerahan, Biro GTK. Selain itu, Riza Rukmana, Vice President of Digital Business Strategy and Governance Telkom Indonesia juga hadir secara bersamaan. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya RUN System dalam mendorong digitalisasi di berbagai sektor bisnis.
Ecosystem Dialogue ini tidak hanya menjadi ajang untuk bertukar pikiran, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat kolaborasi antar pelaku industri kreatif dan digital di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, peluang dalam sektor ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, diharapkan akan terus tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Baca juga: Dipercaya Kemenparekraf, RUN System Sukses Menghadirkan Solusi Teknologi Inovatif di SXSW 2024