Bisnis yang selalu untung tidak selalu menggambarkan bisnis yang memiliki keuangan yang sehat. Mengapa demikian? Karena bisa jadi, walaupun bisnis tersebut telah mendapatkan banyak keuntungan, namun kenyataannya memiliki sejumlah kebocoran anggaran biaya, akibat buruknya perencanaan. Lantas bagaimana cara menghindarinya? Caranya adalah dengan membuat contoh rencana anggaran biaya usaha.
Apa pengertian rancangan anggaran biaya, apa manfaatnya dan bagaimana cara menyusunnya? Mari kita pelajari dari artikel di bawah ini.
Apa Itu Rencana Anggaran Biaya Usaha?
Rencana anggaran biaya adalah perkiraan anggaran belanja yang dibuat berdasarkan pendapatan dan pengeluaran usaha Anda.
Rencana anggaran biaya usaha atau yang sering juga disebut sebagai rencana bujet bisnis, umumnya mencakup rencana anggaran dari berbagai fungsi perusahaan, mulai dari marketing, pengadaan, sales, human resources, dan seterusnya.
Dalam konteks bisnis, rencana anggaran biaya usaha adalah perkiraan atau estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya dalam periode tertentu. Rencana ini dibuat berdasarkan perkiraan pendapatan perusahaan selama periode tersebut dan realisasi biaya serta pendapatan di periode sebelumnya.
Manfaat Rancangan Anggaran Belanja untuk Bisnis
- Mengontrol dan mengelola keuangan bisnis
- Memastikan perusahaan mampu membiayai kebutuhan saat ini
- Menganalisa pengeluaran bisnis
- Memastikan kesiapan dana untuk kebutuhan usaha di masa depan
- Acuan dalam membuat keputusan finansial dan rencana bisnis
- Membantu perusahaan mengalokasikan anggaran dengan lebih efisien
- Memonitor performa perusahaan
Cara Membuat Rencana Anggaran Biaya Usaha
Semakin besar perusahaan, maka akan semakin kompleks pula rencana anggaran biaya usahanya. Sebab perusahaan berskala besar pasti memiliki lebih banyak kebutuhan dan variabel bisnis yang perlu diperhitungkan ke dalam RAB.
Namun secara sederhana membuat contoh rencana anggaran biaya usaha bisa seperti berikut ini:
1. Evaluasi Pendapatan Usaha
Hal pertama yang perlu dilakukan saat akan membuat RAB adalah mengevaluasi pendapatan usaha di periode-periode sebelumnya. Tidak hanya melihat angka dari pendapatan, Anda juga perlu melacak sumber dari pendapatan tersebut. Semakin lengkap data yang Anda miliki, akan semakin baik pula perencanaan anggaran usaha nanti.
Usahakan untuk melihat data pendapatan usaha selama 12 bulan ke belakang agar data lebih komprehensif. Dari data historis tersebut, cek berapa rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan tiap bulan dan dari mana saja datangnya.
Lihat juga fluktuasi pendapatan yang terjadi tiap bulan. Apakah ada bulan-bulan tertentu di mana pendapatan lebih tipis dibanding biasanya? Atau bulan apa saja yang biasanya memberikan potensi pendapatan paling besar? Dengan mengetahui hal-hal ini, Anda bisa menyesuaikan anggaran dengan lebih baik untuk memastikan tidak terjadi defisit di bulan-bulan tertentu.
Jika Anda akan membuat RAB untuk memulai bisnis, maka komponen pendapatan ini bisa Anda ganti dengan modal usaha. Berapa modal yang Anda miliki untuk memulai usaha tersebut? Ini akan menjadi landasan dalam menentukan anggaran belanja ke depan.
2. Hitung Biaya Tetap
Cara membuat contoh rencana anggaran biaya usaha selanjutnya adalah menghitung biaya tetap, yakni biaya rutin yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjamin kegiatan operasional berjalan lancar. Contoh dari biaya tetap, diantaranya:
- Sewa kantor
- Pembayaran utang atau cicilan usaha
- Gaji karyawan
- Pajak
- Depresiasi aset
- Tagihan rutin, seperti listrik, air, Internet, dst.
Ingat bahwa setiap bisnis memiliki kebutuhan yang berbeda, jadi komponen biaya tetap pun akan berbeda-beda antara bisnis yang satu dengan lainnya. Tentukan apa saja yang termasuk biaya tetap dalam bisnis Anda, dan jumlahkan semuanya. Setelah itu Anda bisa mengurangi estimasi pendapatan dengan total biaya ini.
3. Hitung Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya kerap berubah-ubah, tergantung penggunaanya. Yang termasuk ke dalam biaya variabel usaha, misalnya:
- Biaya perbaikan perlengkapan kantor
- Biaya marketing
- Perawatan mobil operasional
- Biaya produksi
Biaya variabel inilah yang bisa Anda sesuaikan dalam RAB tergantung estimasi pendapatan tiap bulan. Misalnya di bulan yang cenderung sepi pembelian, maka Anda bisa memangkas biaya variabel. Sebaliknya di bulan yang biasanya ramai pembeli, Anda bisa meningkatkan biaya ini untuk menggenjot penjualan.
4. Alokasikan Dana Darurat
Dana darurat berguna jika usaha mengalami fluktuasi atau pasang surut dalam hal perolehan keuangan. Dana darurat wajib dianggarkan terlebih jika perusahaan memiliki banyak karyawan. Dengan memiliki dana darurat maka perusahaan bisa bertahan saat defisit sementara sedang melanda pemasukan perusahaan tanpa harus segera gulung tikar.
5. Cek Histori Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang penting bagi suatu bisnis, baik itu UKM maupun bisnis skala besar. Dari laporan ini, perusahaan dapat mengetahui apakah bisnisnya memberikan keuntungan atau justru berujung rugi. Tentunya tiap pemilik bisnis berharap untuk bisa selalu cuan, tapi terkadang ada situasi dan kondisi tertentu yang mengakibatkan kerugian. Dan ini adalah hal yang wajar dalam bisnis.
Saat membuat RAB, cek bagaimana pola belanja perusahaan di periode-periode sebelumnya dan bandingkan dengan laporan laba rugi di periode tersebut. Jika surplus, maka Anda bisa menerapkan pola belanja yang mirip atau lebih baik untuk RAB selanjutnya. Namun jika defisit, maka pilihlah biaya-biaya yang bisa dipangkas dalam RAB untuk menghindari rugi. Sesuaikan juga dengan tren pendapatan tiap bulan.
6. Menyusun RAB Usaha
Ini adalah langkah atau cara membuat rencana anggaran biaya usaha yang terakhir. Setelah mengetahui komponen apa saja yang harus Anda hitung dan masukkan dalam RAB, kini saatnya Anda menyusun RAB tersebut dalam bentuk tertulis.
Rinci anggaran untuk setiap bulan dengan memperhitungkan semua komponen di atas. Dimulai dari menentukan proyeksi pendapatan tiap bulan, dan menguranginya dengan biaya tetap. Setelah itu tentukan biaya variabel dan alokasi dana darurat dengan mengacu kepada histori pendapatan dan laba-rugi dari periode-periode sebelumnya. Catat semua biaya-biaya ini secara terperinci, termasuk tujuan penggunaan dana dan waktunya penggunaannya.
Kelola Rencana Anggaran Biaya Usaha Bersama RUN System
Setelah Anda mengetahui bagaimana cara menyusun rancangan anggaran belanja secara sederhana dalam bisnis. Tentunya saat ini Anda ingin segera memulainya dengan usaha Anda.
Namun perlu Anda ketahui, rancangan anggaran biaya pada sebuah perusahaan besar, tentunya tidak sesederhana perencanaan anggaran pada UKM. Banyak hal kompleks yang harus Anda hitung dan sertakan dalamĀ perencanaannya.
Agar semua berjalan mudah dan efisien, Anda membutuhkan fitur Budget Management dalam produk Financial & Cost Control Management Run System. Mengapa? Karena dalam RUN System Anda akan mendapatkan 2 macam manajemen anggaran. Cash Flow Budget dan OPEX Budget.
RUN System akan memungkinkan Anda untuk mengelola pembuatan, alokasi dan distribusi anggaran. Menyediakan pelacakan anggaran, pelaporan, dan peringatan yang memberi tahu pengguna yang bertanggung jawab setiap kali transaksi melebihi batas anggaran bulanan atau tahunan.
Maksimalkan anggaran keuangan Anda dengan menggunakan fitur budget management dan fitur financial dari RUN System sekarangĀ juga.