Mari Coba 5 Strategi Forecasting untuk Perusahaan B2B Berikut Ini

Pelaku bisnis yang fokus utamanya adalah produksi barang tentu akan mengalami beberapa dilema yang sama. Salah satunya adalah berapa jumlah barang atau produk yang harus dibuat agar sesuai dengan jumlah permintaan yang ada. Apalagi dengan faktor jumlah permintaan yang tidak menentu. Maka dari itu, perusahaan ini harus menerapkan forecasting. Secara bahasa, forecasting adalah peramalan. Mari simak bagaimana metode ini dilakukan bagi perusahaan b2b.

Perusahaan b2b adalah perusahaan yang menjual produknya kepada perusahaan lain dan bukan konsumen secara langsung. Bisnis dengan konsep usaha seperti ini harus mampu memperkirakan jumlah produksi yang akan dilakukan. Dengan begitu, tidak akan ada produk yang diproduksi terlalu banyak dan kurang terserap pasar. Atau terlalu sedikit sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar.

Forecasting adalah cara yang digunakan bisnis untuk meramalkan produksi berdasarkan data produksi sebelumnya. Selain meramalkan, forecasting juga membantu perusahaan mengendalikan produksi sehingga biaya produksi lebih efisien. Banyak sekali manfaat yang akan didapatkan jika metode ini dilakukan dengan benar.

Data yang digunakan pun sangat beragam. Mulai dari data kuantitatif seperti waktu produksi dan ekonometri. Hingga menggunakan data kualitatif seperti diskusi dengan manajer pemasaran, manajer logistik, dan sebagainya. Bahkan Anda juga dapat melakukan survei pelanggan dengan metode kuesioner. Untuk memudahkan Anda menghitung forecasting perusahaan, simak beberapa tips strateginya berikut ini.

forecasting adalah

Sumber: freepik.com

1. Memiliki Pencatatan Penjualan yang Baik

Pencatatan penjualan dari satu periode keuangan ke periode berikutnya akan sangat membantu bisnis melakukan forecasting. Kebanyakan perusahaan membiarkan data penjualan dicatat oleh tim penjualan secara mandiri. Kemudian tim pemasaran melakukan pencatatan lagi dengan platform yang berbeda. Hal ini justru akan kurang efektif dan kemungkinan terjadi kesalahan akibat human error lebih besar. Jadi, usahakan lakukan pencatatan penjualan dalam metode dan platform yang sama.

2. Menentukan Periode Penjualan

Setelah memutuskan metode pencatatan yang paling sesuai, periode data penjualan juga harus ditentukan dari awal. Perusahaan perlu memutuskan akan menggunakan periode jangka pendek (kurang lebih 6 bulan) atau jangka panjang (1 – 2 tahun). Setiap periode penjualan berakhir, kegiatan forecasting harus dilakukan untuk menentukan target penjualan periode berikutnya. Penentuan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3. Mencermati Pola Penjualan pada Beberapa Musim

Dari data penjualan yang ada, perusahaan harus melihat pola data yang ada. Dari pola naik dan turunnya penjualan, perusahaan akan melihat tingkat penjualan pada musim tertentu. Sebagai contoh, perusahaan alat tulis akan mengalami kenaikan penjualan yang signifikan pada saat tahun ajaran baru dimulai. Sedangkan perusahaan pakaian musim dingin akan memiliki kenaikan penjualan menjelang akhir tahun.

Selain musim, tren penjualan juga harus diperhatikan. Beberapa faktor yang biasanya memengaruhi hal ini adalah perubahan populasi pasar, kondisi ekonomi, hingga faktor perubahan gaya hidup. Data kualitatif seperti ini tidak boleh diremehkan.

4. Menganalisis Pelanggan Potensial (Leads)

Forecasting tidak hanya bergantung dari data penjualan saja, namun juga data pelanggan potensial atau leads. Data ini mencakup jumlah leads dan persebarannya. Termasuk berapa lama leads tertentu memutuskan untuk melakukan pembelanjaan kepada perusahaan Anda. Satu leads akan memiliki masa percepatan leads yang lebih lama dibanding leads yang lain dan sebaliknya. Ketika ada kemungkinan leads dengan tingkat percepatan yang tinggi melakukan pembelian bersamaan, maka produksi perusahaan harus ikut ditingkatkan.

Kemudian untuk pelanggan potensial yang baru pertama kali melakukan pembelian, analisis juga skala penjualan mereka. Skala penjualan ini akan membantu perusahaan melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh calon pelanggan menjadi pelanggan sejak berinteraksi dengan perusahaan untuk pertama kalinya. Itulah kenapa kuesioner dan survei pelanggan juga dibutuhkan dalam forecasting.

5. Menggunakan Bantuan Teknologi atau Platform Khusus

Apabila Anda membutuhkan bantuan dalam hal pencatatan sekaligus alat untuk menganalisis data penjualan, jangan ragu untuk menggunakan teknologi. Saat ini sudah banyak platform khusus yang bisa digunakan untuk membuat pencatatan penjualan dengan struktur yang baik. Bahkan platform ini juga mampu melakukan analsis pola data sekaligus. Beberapa tips di atas dapat dilakukan dalam satu dashboard yang mudah digunakan. Semua data yang dibutuhkan untuk melakukan forecasting dapat diintegrasi.

Selain kemudahan membaca data forecasting, Anda juga dapat melakukan penyimpanan data penjualan untuk beberapa tahun periode penjualan. Sehingga proses pengambilan keputusan terkait produksi akan lebih mudah dilakukan.

forecasting adalah

Dengan menjalankan tips melakukan forecasting di atas, Anda dapat mempersiapkannya dari sekarang. Cara di atas juga dapat dilakukan bagi perusahaan yang baru saja beroperasi. Dengan data yang cukup dan analisis mendalam, forecasting dapat dilakukan. Forecasting adalah cara terbaik untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Jangan ragu menggunakan Run System sebagai teknologi yang terpercaya melakukan manajemen distribusi dan penjualan, termasuk forecasting. Melalui fitur Sales & Distribution Management, Anda akan dibantu untuk mengelola seluruh aktivitas akuntansi termasuk biaya catatan penjualan. Hubungi kami untuk manfaat langsung manajemen produksi perusahaan sekarang juga.

Bagaimana kami dapat membantu Anda?

Beri tahu kami apa yang Anda butuhkan, kami siap memberikan solusi yang tepat untuk bisnis Anda