Laba Kotor: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya

Bukan rahasia lagi jika keuangan bisnis merupakan salah satu indikasi utama yang mampu menunjukkan potensi perkembangannya di masa depan.  Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan adalah dengan memahami definisi laba kotor. Tidak hanya itu, cara menghitungnya juga harus dipahami oleh para pebisnis atau pemilik perusahaan. Tujuannya tidak lain untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang telah dihasilkan oleh bisnis.

Di sisi lain, mengetahui laba kotor juga penting untuk dilakukan karena menjadi dasar menghitung keuntungan bersih. Nah, agar lebih paham masalah finansial serta mampu menyusun laporan keuangan dengan lebih akurat, pahami dulu apa pengertian laba kotor, manfaat, faktor yang mempengaruhi, hingga cara hitungnya berikut ini.

Manfaat Mengetahui Laba Kotor

Mengetahui pendapatan kotor penting untuk proses akuntansi bisnis karena  secara khusus berkaitan dengan harga pokok penjualan. Dengan kata lain, hasil data dapat mencerminkan efektivitas manajemen perusahaan dalam hal pembelian persediaan. Selain itu dapat membantu perusahaan mengalokasikan tenaga kerja atau mengambil keputusan tentang pabrik atau lokasi produksi barang.

Margin kotor sangat bervariasi di seluruh produk dan industri dan biasanya banyak orang gunakan untuk mengukur profitabilitas satu produk bisnis. Hal ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan barang atau jasa. Jika suatu perusahaan memiliki beberapa proyek atau beberapa produk, pelaporan setiap proyek akan terlaksana secara terpisah.

Perbedaan Laba Kotor dan Laba Bersih

perbedaan laba kotor dan laba bersih

sumber : Unsplash.com

Dalam bisnis, laba kotor biasanya terkalkulasi pada akhir periode dan menghasilkan pendapatan perusahaan dari penjualan produk untuk periode tersebut. Hasil penjualan tersebut kemudian akan digunakan untuk menutupi biaya operasional, seperti biaya administrasi, biaya produksi, dan biaya pemasaran.

Berbeda dengan laba bersih, yang merupakan sisa penghasilan dari laba kotor, bila seluruh penghasilan telah teralokasikan untuk membayar biaya produksi, upah, bunga dan pajak, maka sisanya disebut laba bersih. Biasanya, perhitungannya adalah laba kotor dikurangi semua biaya operasional.

Faktor yang Mempengaruhi Laba Kotor

Dalam perhitungan jenis laba ini, terdapat sejumlah faktor yang mampu mempengaruhinya. Berikut adalah penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi gross profit.

1. Harga Jual dari Produk

Faktor pertama yang mempengaruhi gross profit adalah harga jual dari produk. Jika harga dari produk yang dijual semakin tinggi, keuntungan atau pendapatan yang berhasil diperoleh perusahaan atau bisnis tentu juga akan menjadi lebih besar.

Di sisi lain, perbedaan antara harga jual pada sebuah periode tertentu akan menentukan besaran pendapatan kotor. Hal ini pula lah yang menjadi penyebab kenapa pendapatan kotor yang mampu dihasilkan oleh sebuah perusahaan atau bisnis di setiap periode bisa selalu berbeda. Jadi, dengan harga jual barang atau jasa yang berbeda, gross profit yang didapatkan juga akan turut berubah pula.

2. Jumlah Barang

Faktor lainnya yang mempengaruhi gross profit adalah jumlah barang, produk, maupun jasa. Maksudnya, semakin besar jumlah produk yang dijual, potensi bisnis atau perusahaan untuk mendapatkan penghasilan akan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, saat jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau dijajakan tidak terlalu banyak, kemungkinan bisnis juga akan mendapatkan laba kotor yang relatif lebih kecil ketimbang saat memproduksi barang dengan jumlah lebih banyak.

3. Harga Pokok Penjualan atau HPP

Terakhir, faktor yang mempengaruhi laba kotor adalah HPP atau Harga Pokok Penjualan. Jika HPP sebuah produk terbilang stabil, tetap, serta seimbang dengan harga penjualan produknya, artinya laba yang didapatkan juga akan menjadi lebih besar.

Lain halnya saat HPP ditingkatkan, tapi harga jual dari produk tidak berubah alias stagnan. Dalam kasus tersebut, umumnya laba yang berhasil didapatkan oleh bisnis akan menjadi lebih kecil. Kasus seperti ini jika terjadi berisiko menyebabkan pendapatan kotor yang tidak menguntungkan.

Idealnya, HPP wajib lebih kecil ketimbang harga jual dari produk agar bisnis mampu mendapatkan penghasilan. Pasalnya, jika nanti dihitung, gross profit yang didapatkan merupakan keuntungan. Laba tersebut tentu masih bersifat parsial karena harus dipangkas dengan beban pajak, gaji pekerja, maupun biaya suku bunga. 

Cara Menghitung Laba Kotor

menghitung laba kotor

Sumber : Unsplash.com

 

 

Rumus penghitungan laba Kotor = Penjualan Bersih – HPP

 

 

Sebagai contoh sederhananya, PT Maju Mapan memiliki data laporan laba rugi sebagai berikut:

Penjualan Bersih : Rp95.000.000

Hasil Perhitungan HPP : Rp30.000.000

Biaya Administrasi : Rp15.000.000

Biaya Penjualan atau Pemasaran : Rp20.000.000

Pajak-Pajak : Rp5.000.000

Mengacu pada data tersebut, maka laba kotor dari perusahaan tersebut adalah Rp65.000.000 (Penjualan Bersih – HPP).

Memiliki Sistem Akuntansi yang Mudah Bersama RUN System

Financial and Cost Control Management yang terdiri dari modul Akuntansi dan Keuangan di RUN System dikembangkan untuk mengelola seluruh aktivitas akuntansi perusahaan dalam setiap proses bisnis. Anda dapat menemukan proses yang sangat mudah dan out of the box yang dapat dikelola oleh beberapa proses akuntansi berdasarkan departemen operasional dan mengontrol departemen akuntansi dan keuangan itu sendiri.

Pada RUN System Anda akan temukan banyak fungsi dan fitur yang bermanfaat dan terintegrasi dengan modul proses bisnis lainnya. Dapatkan kemudahan untuk mengetahui Laba kotor maupun proses financial accounting lainnya bersama RUN System.

Bagaimana kami dapat membantu Anda?

Beri tahu kami apa yang Anda butuhkan, kami siap memberikan solusi yang tepat untuk bisnis Anda