Perusahaan yang tidak dapat mengelola asetnya sama dengan perusahaan yang sedang melakukan penghitungan mundur pada keruntuhannya. Ya, manajemen aset demikian krusial agar perusahaan bisa tetap eksis, berkembang, dan mampu bersaing di dunia industri.
Untuk dapat menjalankan manajemen aset dengan baik, seorang pebisnis idealnya memiliki pemahaman mendasar mengenai apa yang dimaksud dengan konsep tersebut. Untuk membantu Anda mendapatkan informasi berguna, berikut sedikit pembahasan mengenai manajemen aset, tujuan, dan siklus yang terjadi dalam proses tersebut.
Baca Juga : 4 Cara Mengatasi Resiko dalam Usaha yang Perlu Diketahui
Memahami Definisi Manajemen Aset
Manajemen aset pada dasarnya merupakan proses pengelolaan kelompok aset yang dimiliki seseorang atau kelompok bisnis, untuk kemudian dikembangkan dan mendatangkan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud tidak terbatas pada pemahaman sempit berupa uang, namun nilai atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam mengelola aset yang dimiliki mulai dari tahap perencanaan hingga tahap penghapusan, ketika aset tersebut tidak lagi menguntungkan atau tidak lagi memiliki nilai positif untuk perusahaan. Terlebih ketika entitas yang dianggap aset telah berubah menjadi beban yang justru memberatkan kinerja perusahaan.
Pahami Tujuannya secara Umum
Pengelolaan sebuah aset tentu memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai. Tujuan ini, idealnya dapat diraih jika pengelolaan yang dilakukan benar-benar optimal dan disiplin, sehingga aset yang ada benar-benar bermanfaat untuk perusahaan.
1. Deteksi Dini Perubahan Nilai
Pengelolaan aset yang dilakukan memiliki manfaat untuk terus mengetahui dinamika nilai aset untuk perusahaan. Terdapat beberapa jenis aset yang diprediksi menguntungkan, namun begitu pula sebaliknya.
Pemahaman pada nilai aset ini dapat menjadi salah satu pertimbangan treatment yang dilakukan pada aset, apakah akan terus dikelola, apakah akan dijual, atau tidak diberikan perlakuan apapun, selama tidak membawa dampak buruk untuk perusahaan.
2. Evaluasi Pembelian yang Dilakukan
Manajemen aset juga memungkinkan perusahaan memahami benar bagaimana kondisi aset yang dimiliki saat ini. Pemahaman atas data tersebut dapat membantu perusahaan melakukan evaluasi mendalam terkait rencana pembelian aset yang mungkin akan dilakukan.
Ketika terdapat data yang valid, perusahaan bisa menjadikannya acuan dan mengurangi rencana belanja aset. Aset yang berlebihan dan tidak dapat diolah dengan baik justru akan menyusut nilainya, dan menjadi kerugian untuk perusahaan.
3. Perencanaan Manajemen Risiko
Memahami kondisi aset perusahaan juga akan memberikan pemahaman pada risiko apa saja yang dihadapi dari waktu ke waktu. Penyusunan manajemen risiko pada kondisi yang mungkin terjadi penting, sehingga ketika ada sesuatu yang dapat merugikan perusahaan dampaknya dapat diminimalisir.
Manajemen risiko yang baik untuk aset perusahaan tak akan dapat direncanakan dengan matang jika perusahaan tidak mampu memetakan aset apa saja yang dimilikinya, berapa nilainya, dan apa kegunaannya.
4. Bagian Penting untuk Neraca Akuntansi
Pemetaan aset yang dimiliki juga penting dalam penyusunan neraca akuntansi. Aset sendiri akan masuk pada bagian harta yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya menambah pendapatan atau kekayaan perusahaan dan bisa dioptimalkan dengan berbagai cara.
Nantinya dalam penyusunan neraca juga akan melibatkan banyak variabel lain dalam perhitungan, sehingga dapat disusun neraca dengan informasi yang lengkap, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.
Poin Ketiga, Siklus Manajemen Aset
Siklus manajemen aset artinya sebuah proses yang terlaksana secara terus menerus pada aset yang dimiliki. Secara singkat, berikut tahapan dalam siklus tersebut.
- Tahap perencanaan, dilakukan untuk merencanakan secara detail terkait pengelolaan aset yang akan dilakukan. Mulai dari perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
- Tahap pengadaan, setelah direncanakan dengan matang, maka tahap selanjutnya adalah pengadaan aset. Aset akan dibeli berdasarkan perhitungan yang dilakukan.
- Tahap inventarisasi, pengadaan selesai, aset kemudian dicatat dan dicek kualitasnya ketika sampai ke fasilitas gudang milik perusahaan. Semua aset yang dibeli wajib dipastikan kondisinya sesuai dengan pesanan, bila terjadi kerusakan saat pengiriman atau cacat produk segera dilakukan retur.
- Tahap legal audit, guna melihat legalitas status kepemilikan, prosedur pengadaan aset, sistem pengalihan, dilakukan tahapan uji tuntas hukum. Semua aspek aset yang berkaitan dengan regulasi baku akan diuji, dan dipastikan sah menurut hukum sebelum dapat dikelola perusahaan.
- Tahap operasional dan pemeliharaan, tahapan berikutnya adalah penggunaan aset yang dimiliki dan melakukan maintenance rutin agar aset dapat memberikan nilai yang dijanjikannya.
- Tahap penilaian aset, dilakukan setelah aset digunakan dalam periode waktu tertentu, untuk menilai apakah aset masih dapat membawa keuntungan bagi perusahaan atau tidak.
- Tahap penghapusan, ketika aset tidak lagi dinilai dapat menguntungkan perusahaan, maka aset akan dihapus dengan pengalihan atau pemusnahan, tergantung dengan keputusan perusahaan.
Baca Juga : Cost Control adalah Bab Penting di Bisnis, Ini 3 Elemennya!
Manajemen aset dapat dilakukan dengan optimal jika perusahaan Anda memiliki staf handal. Dipadukan dengan modul ERP yang sistemnya solid, aset yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga membawa keuntungan bagi perusahaan dari waktu ke waktu.
RUN System dengan Financial and Cost Control Management
Di dalam modul Financial and Cost Control Management, RUN System menyediakan sub modul Asset Management. Sub modul ini mampu membantu perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki dan melaksanakan berbagai fungsi dari manajemen aset. Perangkat lunak ini akan mendukung fungsi merekam aset tetap, transaksi aset yang terjadi, hingga depresiasi aset dan book depreciation. Oleh karenanya, segera gunakan RUN System dan dapatkan modul tersebut untuk optimalisasi aset yang Anda miliki.