
Industri dan pengelolaan bisnis memang hal yang menarik dan memiliki banyak sekali topik bahasan. Kali ini, artikel singkat yang Anda baca akan membahas mengenai fixed cost. Tentu, tak mungkin lepas pula dari bahasan mengenai variabel cost, yang menjadi sisi lain dari poin ini.
Mungkin secara logika Anda bisa melihat perbedaan dari kedua biaya ini. Namun demikian, ternyata detailnya cukup banyak, sehingga akan sangat baik jika Anda memahaminya. Sederhana saja, agar pengelolaan bisnis dan perusahaan yang Anda miliki bisa lebih baik dari waktu ke waktu.
Fixed Cost dan Variable Cost

Sumber: freepik.com
Pertama-tama mari kita lihat dari sisi pengertiannya terlebih dahulu. Pertama terkait dengan fixed cost, merupakan biaya atau pengeluaran yang bersifat tetap dan dibayarkan perusahaan dalam kondisi apapun. Jumlahnya cenderung sama dan tidak terpengaruh penjualan.
Sedangkan variable cost, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang besarannya dinamis. Biaya ini dipengaruhi oleh dinamika penjualan atau kegiatan operasional, dan jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.
Jelas, secara mendasar keduanya memiliki perbedaan yang besar meskipun termasuk dalam jenis pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Bagian dari Fixed Cost
Nah untuk mempertegas perbedaan dari keduanya, Anda bisa melihat beberapa biaya yang termasuk pada fixed cost ini. Berikut selengkapnya.
- Tagihan air dan listrik, dikatakan sebagai fixed cost karena akan terus dikeluarkan selama perusahaan beroperasi. Jumlahnya juga cenderung sebanding dengan ukuran perusahaan dari waktu ke waktu.
- Biaya penyusutan, karena dihitung setiap tahun, maka biaya ini masuk dalam jenis fixed cost. Tapi ada dua hal yang wajib diingat dan dipertimbangkan dalam penghitungannya, yakni jumlah produksi epr tahun dan metode perhitungan penyusuan yang digunakan.
- Pajak bumi dan bangunan, PBB akan selalu jadi biaya yang terus dibayarkan selama bisnis Anda memiliki properti yang digunakan. Tentu bisa saja bertambah, namun nilainya akan sebanding dengan ukuran properti yang dimiliki seperti kantor atau gudang.
- Biaya asuransi, mengikuti program asuransi seperti menjadi keharusan untuk perusahaan agar dapat berkembang dengan jaring pengaman yang jelas. Secara reguler, biaya ini harus dibayarkan terus dan memiliki besaran yang cenderung tetap setiap bulannya.
- Biaya sewa gedung, yap, secara umum biaya sewa atau properti akan jadi biaya tetap yang terus dikeluarkan, dan jumlahnya sama setiap tahun. Apapun yang terjadi biaya sewa atau cicilan harus dibayarkan, dengan besaran yang serupa setiap waktu.
Bagian dari Biaya Variabel
Selanjutnya mari simak penjelasan terkait beberapa bagian yang masuk ke biaya variabel atau variable cost.
- Biaya bahan baku, jelas, bahan baku yang dibeli akan sebanding dengan yang diperlukan proses produksi. Semakin besar produksi yang dilakukan, maka semakin besar pula belanja bahan baku yang terjadi.
- Upah tenaga kerja langsung, upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang melakukan proses produksi. Upah ini dihitung per unit produk, dan bukan per bulan reguler seperti gaji.
- Biaya distribusi, yang dimaksud adalah distribusi ke distributor dan bukan konsumen akhir. Di dalamnya ada biaya bahan bakar, sopir, dan sebagainya, jumlahnya tergantung pengantaran yang dilakukan.
- Komisi penjualan, masuk dalam variable cost karena tergantung dengan total penjualan yang terjadi atau berhasil diraih.
- Biaya overhead, biaya ini tidak tetap karena tak dimasukkan secara rinci ke laporan keuangan. Sebabnya, biaya overhead meliputi biaya kurang signifikan untuk diketahui stakeholder (alat tulis, cetak dokumen, konsumsi harian, pengharum ruangan, dan barang habis pakai lain).
Lalu Bagaimana Cara Menghitungnya?

Sumber: freepik.com
Selanjutnya Anda juga wajib memahami cara menghitung kedua biaya ini, fixed cost dan variable cost.
Cara Hitung Fixed Cost
Secara sederhana ini rumus yang biasa digunakan untuk mengetahui biaya tetap :
Fixed Cost = Total Cost – (unit Variable Cost x Quantity)
Jadi seluruh biaya produksi yang dimiliki perusahaan dikurangi jumlah kuantitas produksi dikali dengan baiay variabel. Nantinya hasil pengurangan tersebut akan menjadi fixed cost yang dikeluarkan perusahaan atau bisnis Anda dalam periode waktu tersebut.
Cara Hitung Variable Cost
Untuk variable cost sendiri, rumus yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut :
Variable Cost = (Total Cost – Fixed Cost) / Quantity
Jadi harus diketahui terlebih dahulu jumlah biaya total yang dikeluarkan dan biaya tetapnya, baru kemudian dibagi dengan jumlah barang yang berhasil diproduksi pada periode waktu tersebut. Proses ini dilakukan untuk melihat total variable cost yang dikeluarkan perusahaan.
Memang, jika dilihat secara langsung, rumusnya sangat sederhana. Namun prakteknya tak akan semudah itu, karena setiap bagian tersebut memiliki penyusunnya masing-masing. Semua harus dipastikan valid dan benar perhitungannya agar data fixed cost dan variable cost benar-benar tepat.
Tentu saja, penggunaan layanan ERP akan jadi poin besar yang mendukung kelancaran perhitungan ini!
RUN System, Selalu Jadi Solusi
Dengan fitur Financial and Cost Control Management yang disediakan RUN System, Anda bisa dengan mudah melakukan perhitungan terkait fixed cost dan variable cost ini. Tentu, integrasi dengan bagian lain dalam sistem yang rapi jadi keunggulan utama, sehingga proses terkait dengan penghitungan ini bisa berjalan efektif. Jadi tunggu apa lagi, segera gunakan layanan ERP dari RUN System, dan rasakan manfaat dan berbagai kemudahannya!