Setiap perusahaan, dalam satu periode, memiliki catatan keuangan. Catatan tersebut biasanya terbagi dalam jangka waktu tiga atau enam bulan sekali. Catatan itulah yang disebut siklus akuntansi. Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang jasa, bisa disebut dengan siklus akuntansi perusahaan jasa.
Berbeda dengan perusahaan yang menghasilkan produk dalam bentuk barang, aktivitas perusahaan jasa tidak memiliki barang. Seperti: jasa rental mobil dan motor, fotocopy, sewa rumah, binatu, dan masih banyak lainnya.
Secara umum, perusahaan ini adalah perusahaan yang menawarkan layanan dalam bentuk jasa. Maka, pasti ada perbedaan catatan keuangan antara produk dan jasa. Itulah yang nantinya akan disebut siklus akuntansi perusahaan jasa.
Sebelum Anda mengetahui tahapan akan siklus akuntansi perusahaan jasa, Anda perlu memahami apa itu perusahaan jasa.
Apa Itu Perusahaan Jasa
Menurut Payne, perusahaan jasa adalah perusahaan yang memiliki fokus kegiatan ekonomi dan manfaatnya intangible. Ada relasi antara konsumen dengan perusahaan tetapi tidak sampai transfer kepemilikan.
Sedangkan menurut Kotler, perusahaan jasa adalah perusahaan yang transaksinya tidak berwujud fisik serta tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Sedangkan Gronross mengungkapkan perusahaan yang beraktivitas intangible antar dua konsumen dan pemilik hingga terjadi kesepakatan dua belah pihak.
9 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa yaitu:
1. Analisis Transaksi
Sebelum menganalisa transaksi, karyawan perlu tahu apakah transaksi mampu teridentifikasi atau tidak. Yang perlu diketahui adalah tidak semua transaksi dapat masuk menjadi catatan. Hanya transaksi yang mampu mengubah ke jalur positif yang dapat tercatat. Seperti: nota pembelian dan faktur penjualan.
Jika mampu mengidentifikasinya, karyawan atau bagian akuntan dapat langsung menganalisanya. Untuk memudahkan, Anda bisa menggunakan rumus: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
2. Catatan Transaksi Masuk ke Sistem
Setelah akuntan mampu menganalisa transaksi tersebut, akuntan perlu mencatat transaksi dalam sistem atau jurnal. Yang perlu Anda ketahui, jurnal merupakan catatan secara rinci dan detail tentang segala transaksi.
Jika akuntan mencatat transaksi secara detail, akan memudahkannya untuk melangkah ke tahap-tahap berikutnya. Jadi, buatlah catatan secara rinci dan sistematis.
3. Unggah ke Buku Besar
Langkah selanjutnya adalah mengunggah seluruh transaksi ke dalam buku besar. Apa itu buku besar?
Jadi, buku besar adalah buku yang berisi catatan seluruh transaksi keuangan. Untuk memudahkan penyusunan catatan, cobalah mengklasifikasikannya. Mulai dari nomor, nama akun, tanggal transaksi, hingga jenis transaksi.
Nah, dengan demikian siklus akuntansi perusahaan jasa tetap terjaga. Seluruh transaksi yang berhubungan dengan aktiva akan kumpul menjadi satu buku besar. Jika sudah, cobalah untuk menghitung total nilai saldo.
4. Susun Neraca Saldo
Neraca saldo adalah langkah berikutnya setelah menyusun buku besar. Isinya adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar.
Agar memudahkan penyusunan, pindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo. Yang patut diingat adalah jumlah saldo antara debit dan kredit harus seimbang.
5. Penyusunan Jurnal dan Neraca Saldo Penyesuaian
Mengapa penyusunan jurnal dibutuhkan? Karena untuk mengantisipasi adalah kesalahan pencatatan transaksi atau ada transaksi yang belum tercatat. Maka, perlu dimasukkan ke dalam jurnal penyesuaian.
Untuk membuat jurnal penyesuaian biasanya dilakukan secara periodik per bulan, tiga atau enam bulan sekali.
Nah, untuk neraca saldo penyesuaian, pindahkan saja dari neraca saldo sebelumnya ke neraca saldo yang baru. Saldo-saldo tersebut kemudian disusun berdasarkan aktiva dan pasiva. Yang perlu diingat adalah baik jumlah saldo aktiva maupun pasiva harus seimbang.
6. Neraca Lajur
Satu hal yang mudah dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah penyusunan neraca lajur. Jika telah menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian, mudah untuk membuat neraca lajur.
Isi dari neraca lajur adalah informasi laba dan rugi. Dibuat dalam bentuk neraca dan menjadi dasar pembentukan laporan keuangan.
7. Susun Laporan Keuangan
Tahapan ketujuh dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan tersebut berisi laporan laba rugi, neraca, perubahan modal, dan arus kas.
8. Jurnal Penutup
Jurnal penutup menjadi penting karena dilakukan pada akhir periode akuntansi. Isinya hanyalah laporan laba rugi. Caranya, membuat laporannya menjadi angka nol. Mengapa perlu begitu? Sebab, untuk mengukur aktivitas selama periode tersebut berjalan.
9. Jurnal Pembalik
Tahap ini tergolong unik karena fungsinya adalah mengembalikan beberapa akun yang telah ditutup. Hal ini diperlukan untuk mengembalikan saldonya. Namun, akun yang dipilih adalah pembayaran baru di awal atau saat jatuh tempo.
Itulah sembilan tahapan dari siklus akuntansi perusahaan jasa yang perlu Anda ketahui. Keenamnya perlu dihadirkan dalam setiap informasi tidak terkecuali laporan keuangan. Jika perusahaan Anda mampu melakukannya, kesempatan berbisnis lebih baik akan terbuka lebar.
Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, RUN System mampu membantu perusahaan untuk mengelola secara berkala.
Run System Menyediakan Layanan ERP Software
Sebagai penyedia layanan ERP software terbaik di Indonesia, RUN System menyediakan kemudahan bagi Anda. RUN System mampu memastikan bahwa proses produksi akan berlangsung lancar dan aman. Sehingga, mampu meningkatkan produktivitas dan biaya produksi dapat terkendali dengan baik. Daftar dan kelola sistem bisnis Anda dari sini.