
Setiap produk yang beredar di pasar merupakan hasil dari tahapan produksi yang sudah selesai. Jauh sebelum produk bisa diakses oleh pelanggan, serangkaian proses terjadi. Ide awal produk, konsep awal, perencanaan, proses evaluasi, hingga akhirnya diputuskan untuk diproduksi karena sudah memenuhi standar perusahaan, menjadi tahapan produksi yang terjadi.
Sebagai seorang pengelola perusahaan, tentu memahami tahapan produksi menjadi penting. Sederhana saja, agar produk yang dilempar ke pasar benar-benar sudah sesuai dengan standar, dan dapat memenuhi ekspektasi dari pelanggan yang sudah dimiliki.
Lalu secara umum, tahapan apa saja yang penting diketahui dalam produksi? Anda bisa menyimaknya pada poin singkat di bawah ini.
Baca Juga: B2B Marketing Adalah Transaksi Khusus Pebisnis, Ini 6 Strateginya
Tahap Perencanaan atau Planning

Sumber: freepik.com
Sama seperti hal lain, tahapan produksi yang pertama adalah perencanaan atau planning. Tahapan ini bertujuan menentukan beberapa hal penting terkait produksi yang akan dilakukan, sehingga nantinya semua proses bisa berjalan dengan baik dan efektif.
Mulai dari hal paling mendasar, yakni produk apa yang akan dibuat oleh perusahaan, kemudian apa saja bahan baku yang dibutuhkan serta jumlahnya, berlanjut pada berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk proses produksi ini, hingga total tenaga kerja, waktu produksi, serta mesin yang diperlukan.
Semua wajib direncanakan, dihitung dengan cermat, dan disusun dengan rapi agar bisa memberikan gambaran untuk proses selanjutnya (yaitu routing). Saat semua sudah dipersiapkan dengan baik dalam bentuk rencana produksi, kemudian diajukan pada setiap pimpinan atau manajer, untuk ditinjau, direvisi, sampai pada tahap final untuk dilanjutkan.
Proses Penentuan Alur, Routing

Sumber : freepik.com
Setelah tersusun rencana yang rapi dan disetujui semua pihak, maka tahap produksi selanjutnya adalah routing. Routing sendiri merupakan proses penentuan urutan kegiatan produksi, dari awal hingga produk selesai dibuat sesuai rencana.
Titik fokus yang dilakukan adalah mendapatkan proses atau urutan paling efektif dan efisien, untuk memenuhi target produksi barang, baik dari segi kuantitas atau kualitas. Dari sekian cara yang bisa digunakan, penanggung jawab produksi wajib menentukan cara yang dinilai paling ideal.
Mulai dari pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan, penyelesaian, penjagaan dan pengawasan mutu, hingga akhirnya produk didistribusikan, urutannya harus tepat dan benar-benar diawasi oleh staf yang kompeten pada bidangnya masing masing.
Sederhana saja, tahap kedua dalam produksi ini ditujukan agar eksekusi proses produksi bisa berjalan seefisien mungkin sehingga perusahaan tidak harus menambah biaya produksi.
Ketiga, Penjadwalan atau Scheduling

Sumber: freepik.com
Tahapan selanjutnya adalah scheduling, yang dilaksanakan untuk menetapkan kapan proses produksi harus dilakukan. Tahapan produksi ini dilaksanakan setelah menyelesaikan alur yang akan dilakukan.
Beberapa hal akan masuk dalam pertimbangan penjadwalan ini. Misalnya saja, jam kerja dari staf atau pekerja yang dimiliki, waktu yang diperlukan pada setiap alur produksi, hingga pertimbangan pada waktu servis dan maintenance peralatan yang mungkin bersamaan dengan periode produksi.
Secara garis besar tahapan ini akan menghasilkan satu modul yang memuat jadwal utama, untuk kemudian dibagi ke dalam jadwal yang lebih kecil dan terpecah. Setiap bagian akan memuat secara detail waktu pelaksanaan dan semua informasi terkait proses produksi, sehingga monitoring yang dilakukan juga akan lebih mudah dan teliti.
Tahapan Produksi Terakhir, Dispatching

Sumber : freepik.com
Pada tahapan produksi terakhir ini, akan diberikan perintah untuk memulai produksi. Tahap ini disebut dengan dispatching dan menjadi tanda dimulainya proses produksi yang sudah direncanakan, ditentukan alurnya, serta dimulainya jadwal produksi.
Nantinya periode produksi akan berjalan dan diusahakan sesuai dengan penjadwalan yang sudah ditentukan pada poin ketiga tadi. Tentu, semua alur produksi juga wajib dilaksanakan sesuai kesepakatan, dengan harapan semua berjalan optimal.
Perintah ini akan dikeluarkan oleh pihak yang bertanggung jawab atas proses produksi, sekaligus menandai dimulainya semua proses produksi. Pada akhir tahap produksi, barang yang sudah jadi akan kembali dicek, untuk memastikan semua sesuai dengan standar perusahaan.
Evaluasi produksi akan menyusul dan dilakukan secara berkala, untuk melihat kesesuaian rencana dan hasil produksi yang terlaksana.
Baca Juga : Contoh Analisis Swot: Pengertian dan Bagaimana Cara Membuatnya
Dalam menjalankan setiap tahapan produksi ini, fungsi kontrol dan monitoring wajib dilakukan dengan baik sehingga setiap tahapannya berlangsung sesuai rencana. Tentu, penggunaan layanan ERP bisa sangat membantu untuk monitoring dan planning semua proses ini.
Anda akan mendapat banyak kemudahan ketika semua proses bisa dicek pada satu fitur yang tersedia dalam layanan. Data terpadu yang mudah disimak, memastikan setiap proses berjalan baik dan bisa segera dilakukan perbaikan saat ada yang tidak sesuai dengan jadwal.
RUN System dengan Production Planning Management
Tentu saja RUN System akan jadi jawaban terbaik atas kebutuhan Anda terkait dengan layanan ERP. Dengan fitur Production Planning Management, semua bisa dikelola dengan baik. Monitoring tahapan produksi bisa dilakukan sejak perencanaan, hingga keluarnya keputusan dan perintah dimulainya produksi. Jadi, segera gunakan layanan RUN System, dan dapatkan semua fitur yang berguna untuk perusahaan Anda!