Dalam mengelola SDM yang ada di perusahaan, menghitung kompensasi yang diberikan menjadi hal yang sangat krusial. Selain gaji dan tunjangan, ada pula variabel insentif yang harus dimasukkan. Perhitungan insentif karyawan menjadi penting untuk diketahui, agar perusahaan dapat menjalankan kewajiban administrasinya dengan baik sesuai aturan yang berlaku.
Insentif sendiri adalah tambahan untuk penghasilan dalam bentuk barang, uang, atau hal lain, yang diberikan dengan tujuan meningkatkan gairah kerja karyawan. Sifatnya yang sebagai stimulus kemudian diharapkan membuat karyawan semakin bersemangat, sehingga output yang dihasilkan juga semakin baik.
Baca Juga: Contoh Aplikasi ERP: 5 Fungsi dan Keuntungannya
Tapi Apa Saja Contoh Insentif Karyawan yang Dapat Diberikan?
Jika dijabarkan, contoh dari insentif karyawan ini akan cukup banyak. Setidaknya terdapat delapan jenis insentif berbeda yang dapat diberikan pada karyawan, selama memenuhi ketentuan yang diberikan oleh perusahaan.
- Komisi, ditetapkan dengan persentase tertentu yang dibayarkan
- Profit sharing, karyawan akan mendapat bagian keuntungan dari perusahaan
- Bonus, tidak memiliki perhitungan yang pasti, dan diberikan atas keinginan perusahaan
- Gain sharing, diberikan dengan tujuan mengajak karyawan agar mencapai tujuan bersama di dalam perusahaan
- Jaminan sosial, diberikan sebagai hadiah yang bersifat kolektif
- Time of benefit, pembayaran pada karyawan berupa gaji meski tidak masuk kerja dalam kondisi tertentu
- Program pelayanan karyawan, sifatnya non-finansial, dan dapat berbentuk beasiswa, pelatihan, konseling, pengembangan diri, olahraga, dan sebagainya
- Insentif non-finansial, berbentuk promosi jabatan, tanda jasa, dan sebagainya
Tentu, masing-masing insentif akan disesuaikan dengan kebijakan perusahaan. Jenis dan besaran yang diberikan kepada karyawan akan tergantung dengan perhitungan yang digunakan, dan variabel lain yang berpengaruh pada insentif terkait.
4 Metode Perhitungan Insentif Karyawan secara Umum
Sumber: freepik.com
Untuk menghitung jumlah insentif yang diberikan, dikenal setidaknya empat metode perhitungan. Mulai dari straight peacework plan, one hundred percent bonus plant, taylor peacework plan, dan group peacework plan.
1. Straight Peacework Plan
Perhitungan insentif karyawan ini merupakan metode yang paling sederhana. Perhitungan akan dilakukan secara proporsional dan menggunakan satuan dalam moneter.
Rumus yang digunakan adalah:
Tarif Upah Per Potong x Kelebihan Produktivitas yang Dihasilkan di Atas Standar Rata-Rata
Ilustrasi perhitungannya adalah sebagai berikut. Toni bekerja dalam pabrik pengemasan rokok. Jumlah standar produksi pengemasan dalam satu jam adalah 50 bungkus rokok, sedangkan Toni berhasil memproduksi sebanyak 60 bungkus rokok. Dengan tarif upah per jam sebesar Rp60.000 dan tarif insentif per jam sebesar Rp15.000, maka total upah per jam yang didapatkan Toni adalah sebagai berikut.
- Rp60.000 + Rp15.000 = Rp75.000
- Biaya tenaga kerja per unit = Rp75.000/60 unit = Rp1.250
2. One Hundred Percent Bonus Plan
Pada metode ini, perhitungan dilakukan menggunakan satuan dalam waktu per unit. Secara singkat rumus yang digunakan pada metode ini adalah:
Insentif = Kinerja Aktual / Kinerja Standar x Upah per Jam
Untuk contohnya adalah sebagai berikut. Dito mendapatkan insentif dengan dasar perhitungan jam kerja normal 8 jam, unit produksi 240 unit, produksi standar pada 160 unit, tarif upah per jam Rp50.000.
- Rasio efisiensi Dito = 240 / 160 = 1,5
- Tarif upah per jam x rasio efisiensi = Rp50.000 x 1,5 = Rp75.000
- Total upah selama 8 jam = Rp75.000 x 8 = Rp600.000
- Total upah per unit produksi = Rp600.000 / 240 unit = Rp2.500
3. Taylor Peacework Plan
Pada metode ini, perhitungan akan dilakukan berdasarkan hasil yang ditunjukkan karyawan. Perhitungan pada karyawan dengan hasil di bawah rata-rata dan hasil di atas rata-rata akan berbeda. Semakin besar hasil yang diberikan, maka semakin besar insentif yang didapatkan.
Misalnya, tarif upah yang ditetapkan adalah Rp50 per satuan untuk karyawan yang berhasil menghasilkan 20 satuan atau kurang per jam, dan Rp75 per satuan untuk karyawan yang menghasilkan 25 satuan per jam. Maka upah per jam untuk karyawan adalah sebagai berikut.
- Rp75 x 25 = Rp1.875 per jam
Pada konteks karyawan menghasilkan 15 satuan per jam, maka upah yang diterima per jam adalah Rp50 x 15 = Rp750
4. Group Paeacework Plan
Pada metode perhitungan insentif karyawan ini, sistem perhitungan yang digunakan adalah tarif upah per potong dalam kelompok kerja. Jika kelompok kerja atau tim berhasil bekerja di atas standar yang ditetapkan, maka kelompok ini akan berhak mendapatkan insentif.
Rumusnya adalah sebagai berikut.
Unit yang Dihasilkan x Tarif per Unit
Misalnya saja, tim kerja A berhasil mendapatkan insentif dengan dasar perhitungan unit produksi sebanyak 250 unit, jam kerja standar selama 12 jam, jam kerja sesungguhnya selama 10 jam, upah grup Rp25.000, bonus grup sebesar Rp5.000.
- Total upah grup = Rp25.000 + Rp5.000 = Rp25.000
- Total upah per unit produksi = Rp25.000 / 250 unit = Rp100
Baca Juga: 6 Tugas Human Capital Management dan 4 Strategi Optimasinya
Sekilas mengenai metode perhitungan insentif karyawan di atas semoga dapat menjadi insight yang berguna untuk Anda dalam memberikan variabel ini pada karyawan. Tentu saja, untuk membantu perhitungan variabel ini dalam gaji, Anda akan memerlukan sistem yang solid, seperti yang ditawarkan oleh RUN System.
Modul Human Resource Information System sendiri dapat memberikan bantuan pada banyak proses yang terjadi di dalam pengelolaan SDM. Menerapkan sistem perhitungan insentif karyawan yang tepat menjadi salah satu di antara sekian fitur lain yang dapat digunakan. Efektif, fleksibel, dan dapat disesuaikan dengan kebijakan perusahaan, modul ini dijamin dapat mengoptimalkan kinerja pengelolaan administrasi perusahaan secara menyeluruh, untuk output kerja yang lebih baik. Segera gunakan RUN System, dan mari berkembang bersama!