Mengumpulkan bahan baku dan memprosesnya menjadi produk untuk dijual menjadi kegiatan banyak perusahaan. Dengan rencana produksi yang tepat, proses produksi dapat berjalan optimal dan minim hambatan.
Tentu saja sebagai pebisnis Anda wajib mengetahui dengan tepat apa yang dimaksud rencana produksi, sebab ini akan jadi acuan Anda dalam melaksanakan kegiatan di perusahaan.
Lengkap mulai dari pengertian, tujuan, tahapan, dan jenis rencana produksi barang dan jasa, berikut penjelasan detail yang dapat Anda simak!
Baca Juga: Detail Retur Pembelian dan Penjualan, Simak Untung Ruginya
Mari Mulai dengan Pengertiannya
Apa itu rencana produksi?
Secara sederhana, rencana ini merupakan strategi yang disusun untuk urusan produksi, agar dapat mencapai hasil yang diinginkan dan telah ditargetkan sebelumnya. Nantinya, berkas ini akan berisi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam produksi barang dan jasa.
Rencana yang dimaksud kemudian akan melibatkan detail seperti produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah produksinya, berapa kapasitas produksi pabrik, bahan apa saja yang diperlukan, penjadwalan produksi, hingga penyimpanan produk setelah selesai diproduksi untuk menunggu proses distribusi ke pelanggan.
Karena sifatnya mendasar, maka setiap pengusaha wajib paham dan mampu menyusun production plan ini dengan baik.
Apa Tujuan Penyusunannya?
Sekilas telah dapat diketahui dalam bagian pengertian di atas, yakni untuk mengoptimalkan proses produksi yang akan dilakukan. Jika dijabarkan dalam konsep yang lebih rinci, maka akan diperoleh sedikitnya tiga poin utama.
- Pertama, meminimalisir terjadinya kelebihan atau pemborosan untuk urusan pembelian bahan baku produksi dan penyediaan alat produksi yang diperlukan.
- Kedua, mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, peralatan, dan sumber daya lain yang dimiliki dan dibutuhkan proses produksi.
- Ketiga, dapat menggunakan waktu kerja karyawan dan memaksimalkan kapasitas produksi secara efektif, sehingga diperoleh hasil produksi yang sesuai dengan target perusahaan.
Tahapan Penyusunan Rencana Produksi secara Umum
Untuk tahapan yang dilakukan sendiri terbagi menjadi empat langkah berbeda. Pertama tahapan routing, kemudian tahapan scheduling, tahapan dispatching, dan terakhir tahapan follow up. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Routing
Merupakan tahap dimana Anda menentukan jalur mana produk tersebut akan diproses menjadi bahan jadi. Fungsi tahap pertama ini adalah mengatur waktu untuk setiap tahapan, dan menunjukkan urutan yang sesuai dengan aktivitas produksi.
Tahap ini fokus pada apa dan bagaimana kualitas produk akan dihasilkan. Anda juga wajib mencermati seberapa banyak kuantitas produk yang dibutuhkan perusahaan. Selama proses yang direncanakan berjalan dengan baik, maka hasil produksi akan sesuai dengan target.
2. Scheduling
Tahap selanjutnya adalah penjadwalan. Tahap ini fokus pada kapan waktu proses produksi akan dilaksanakan dan selesai, sehingga semua proses berjalan sesuai dengan periode yang telah diperkirakan dan direncanakan sebelumnya.
Anda dapat menggunakan model daily schedule atau operation schedule, sesuai dengan kebutuhan yang Anda miliki.
3. Dispatching
Tahap ketiga ini mulai masuk dalam tahap eksekusi, yang dilakukan dengan memberikan bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi, pengelolaan pencatatan dari proses produksi sejak awal hingga selesai, dan pengelolaan pengerjaan dari satu proses ke proses berikutnya.
4. Follow Up
Terakhir adalah tahap follow up, yang dilakukan untuk mengetahui bilamana terjadi kekeliruan dalam pembuatan produk atau hambatan yang kiranya muncul selama proses produksi.
Acuan yang digunakan adalah rencana awal, kemudian dibandingkan dengan catatan proses produksi yang dilakukan di tahap ketiga tadi. Tahap ini dilakukan untuk mengantisipasi kekeliruan dan mengelola hambatan yang muncul, sehingga di proses berikutnya tidak lagi terjadi.
Cukup mudah dipahami bukan?
Terakhir, Mengenal Jenis-Jenis Rencana Produksi yang Dibuat
Terakhir terkait dengan jenis-jenis rencana produksi. Rencana ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, dan tipe produksi yang akan dilakukan.
- Metode pekerjaan, melihat bagaimana pekerjaan akan dilakukan. Apakah pekerjaan tersebut berbasis proyek saja? Atau justru jenis pekerjaan berkelanjutan? Idealnya sebuah rencana produksi disiapkan untuk pekerjaan berbasis permintaan, maka harus disusun dengan detail dan rinci.
- Metode aliran, akan menggantungkan proses produksi pada aliran pekerjaan, sehingga akan melibatkan proses quality control yang sangat detail. Jenis perencanaan ini cocok untuk memproduksi produk secara individual, sebab produk yang dihasilkan sifatnya akan limited edition.
- Metode batch, jenis planning yang cocok untuk pekerjaan berkelompok. Keuntungan metode ini adalah Anda dan tim manajemen mampu memantau pekerjaan secara detail, sehingga dapat langsung melakukan perbaikan jika ditemui kekeliruan.
- Metode produksi massal, dilakukan dengan mempersiapkan anggaran bisnis yang mencukupi rencana produksi massal yang akan dilakukan.
Baca Juga: 5 Tips Memilih HCMS yang Tepat untuk Perusahaan
Optimasi penyusunan rencana produksi sebenarnya dapat dilakukan dengan salah satu modul dari RUN System, yakni Production Planning Management. Dengan modul ini Anda dapat menyusun rencana untuk produksi dengan komprehensif, mempertimbangkan banyak variabel dan mengacu pada target yang jelas. Nantinya rencana yang telah disusun dengan matang dapat dibagikan pada pihak yang berkepentingan, dalam rangka menjaga proses produksi tetap pada jalurnya. Jadi, segera gunakan RUN System dalam perusahaan Anda, dan daftarkan untuk uji coba dengan klik di sini!