Sebagai sebuah unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi terus menerus, maka kata audit keuangan mungkin jadi hal yang tidak asing untuk Anda. Financial audit sendiri menjadi salah satu hal yang idealnya dilakukan, dalam rangka menjaga transparansi dan kesehatan keuangan bisnis secara umum.
Financial audit dapat dipahami sebagai aktivitas pemeriksaan laporan keuangan di suatu bisnis atau perusahaan, yang dilakukan oleh seseorang di luar perusahaan secara independen. Pemeriksaan dilakukan pada berbagai pembukuan yang terjadi di dalam perusahaan, untuk memastikan semua aktivitas pencatatan dan keuangan mengikuti sistem yang ideal, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat terjamin validitas dan akurasinya.
Baca Juga: 10 Poin Penilaian Kinerja Vendor, Sudahkah Anda Lakukan?
Daftar Fungsi dari Financial Audit secara Umum
Ada beberapa fungsi yang dilakukan oleh proses ini untuk bisnis. Karena fungsinya mendasar, maka proses ini idealnya memang dilakukan secara rutin, dan benar-benar menggunakan prosedur ideal dan prinsip audit yang baik dan benar.
- Fungsi kelengkapan, audit dilakukan untuk meyakinkan bahwa setiap transaksi telah dicatat atau terdapat dalam jurnal secara aktual dan dimasukkan dengan benar.
- Fungsi eksistensi, memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi pada tanggal tertentu. Transaksi yang tercatat benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
- Fungsi ketepatan, untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah, perhitungan, dan klasifikasi yang tepat.
- Fungsi klasifikasi, dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal sudah diklasifikasikan dengan tepat.
- Fungsi penilaian, untuk memastikan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku secara umum sudah diterapkan dengan benar di dalam perusahaan.
- Fungsi pengungkapan, financial audit dilakukan untuk memastikan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan sudah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan, serta dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
- Fungsi pisah batas, atau dikenal dengan fungsi cut-off, guna memastikan transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dengan periode waktu yang tepat.
Metode Audit Keuangan yang Dapat Dilakukan
Untuk membedakan beberapa jenis metode audit keuangan, Anda dapat mengklasifikasikannya menjadi dua kategori umum. Pertama dikenal dengan audit berdasarkan pemeriksaan, dan audit berdasarkan auditor.
Audit Berdasarkan Pemeriksaan yang Dilakukan
Kategori pertama ini kemudian dibagi ke dalam beberapa metode lain yang lebih rinci.
- Audit laporan keuangan, dilakukan pada laporan keuangan yang akan menghasilkan pendapat pihak ketiga terkait relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan keuangan.
- Audit operasional, pemeriksaan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional untuk menilai tingkat efisiensi, efektivitas, dan keekonomian dari perusahaan.
- Audit ketaatan, dilakukan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang ditetapkan otoritas berwenang dan internal manajemen perusahaan telah ditaati oleh anggota perusahaan
- Audit forensik, kegiatan mengenal secara detail informasi dan fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan.
- Audit kinerja, dilakukan untuk menentukan ekonomis, efektivitas, dan efisiensi di instansi pemerintah.
Audit Berdasarkan Auditor
Untuk financial audit berdasarkan auditor ini akan dibagi ke dalam beberapa jenis berbeda.
- Audit eksternal, dilakukan oleh pihak luar guna membantu menghilangkan bias dalam meninjau keadaan keuangan perusahaan. Kredibilitas auditor wajib dipastikan, sebab auditor bersifat independen dan harus menunjukkan fakta sebenar-benarnya tentang laporan keuangan bisnis.
- Audit internal, dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Konsentrasinya pada kepatuhan pada kebijakan manajemen, yang disebut sebagai pengawasan internal. Laporan audit internal akan diterima langsung oleh dewan direksi.
- Audit internal revenue service, atau dikenal dengan IRS, dilakukan secara rutin untuk memverifikasi keakuratan pengembalian wajib pajak dan transaksi tertentu.
Cara Menyusun Financial Audit
Terakhir pada cara menyusun financial audit yang ideal untuk perusahaan, dapat dilakukan dengan enam langkah berikut. Tentu, langkah ini sifatnya sebagai acuan, dan dapat dimodifikasi selama poin utama setiap langkah tetap terlaksana.
1. Dokumen Keuangan
Langkah pertama dilakukan dengan mengumpulkan laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Setiap laporan keuangan yang dikumpulkan harus berdasarkan pada transaksi sebenarnya, dan aktivitas keuangan aktual dari perusahaan. Tanpa adanya dokumen keuangan yang valid, maka sumber proses audit keuangan dapat menjadi bias dan tidak memberikan hasil yang ideal.
2. Cermati Record-Keeping
Langkah kedua adalah melakukan peninjauan pada kebijakan penyimpanan berkas transaksi yang dimiliki perusahaan. Semua jenis dokumen wajib memiliki data yang diperlukan, seperti jumlah transaksi, waktu transaksi, status transaksi, konfirmasi dari lawan transaksi, dan sebagainya. Kebijakan ini juga melibatkan pengelolaan catatan transaksi bisnis, apakah manual atau digital.
3. Peninjauan Sistem Akuntansi
Mengidentifikasi dan meninjau setiap elemen dari sistem akuntansi perusahaan, termasuk akun-akun individu dari staf perusahaan, entri jurnal, dan buku besar serta berkas keuangan terkini jadi langkah berikutnya. Semua harus benar-benar divalidasi dan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Peninjauan Kebijakan Kontrol Internal
Keempat, financial audit dilakukan dengan memeriksa kebijakan kontrol internal perusahaan untuk menakar tingkat perlindungan yang diberikan dari kecurangan atau pencurian data. Idealnya dengan sistem akuntansi yang baik dan kebijakan yang tepat, data yang tersimpan dapat dijamin validitasnya.
5. Perbandingan Dokumen Internal dan Eksternal
Langkah kelima adalah dengan membandingkan dokumen internal dan eksternal dari transaksi yang sudah terjadi. Pembandingan ini dilakukan untuk melihat kesesuaian pencatatan transaksi perusahaan dengan catatan yang dimiliki lawan transaksi dalam setiap kesempatan kerjasama. Selama keduanya menunjukkan data yang sama, maka proses ini akan berlangsung cepat.
6. Jangan Lupakan Catatan Pajak
Terakhir adalah pada pencatatan pembayaran dan pelaporan pajak yang dimiliki perusahaan. Pajak menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap transaksi kena pajak, dalam rangka memenuhi kewajiban perusahaan sebagai unit bisnis legal yang memiliki tanggung jawab perpajakan.
Baca Juga: 5 Alur Permintaan Material yang Wajib Diketahui PerusahaanÂ
Itu tadi sekilas mengenai financial audit yang dapat disampaikan dalam artikel ini. Jelas rasanya bahwa sistem pencatatan dan pengelolaan transaksi serta keuangan sangat diperlukan agar proses ini berjalan dengan baik. RUN System, kemudian menghadirkan Financial & Cost Control Management untuk mendukung kelancaran proses audit ini. Setiap pengeluaran atau transaksi dapat dicatat dengan baik, dan dikelola secara ideal sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Segera gunakan RUN System dan integrasikan perusahaan Anda dengan modul kekinian untuk optimasi kinerja bisnis!