Secara mendasar, keuntungan penjualan hanya akan dapat diperoleh dari margin yang diberikan antara biaya produksi dengan harga jual yang diletakkan pada produk. Ini mengapa, product cost management menjadi penting, agar diketahui secara total biaya produksi yang dikeluarkan, dan margin paling ideal yang dapat digunakan untuk mendapat keuntungan yang diharapkan.
Tapi sebenarnya, apa yang dimaksud dengan product cost management itu sendiri?
Secara definitif, istilah ini mengacu pada seperangkat sistem yang dimiliki perusahaan untuk memastikan produk yang dihasilkan dapat memenuhi target keuntungan atau biaya ketika produk tersebut diluncurkan pada pelanggan.
Baca Juga: Pahami 5 Fungsi Menghitung Opportunity Cost di Sini!
Tapi Apa Fungsinya?
Sumber: freepik.com
Setelah memahami definisinya, maka dapat disimpulkan fungsi dari konsep ini adalah untuk menghitung secara pasti biaya untuk membuat sebuah produk, dan menyajikannya ke pelanggan dengan cara yang diinginkan dengan tujuan mencapai keuntungan yang diharapkan.
Namun demikian, beberapa fungsi turunan kemudian muncul dari fungsi utama tersebut.
- Membantu perusahaan mendapatkan biaya produksi produk dengan akurat, dengan mempertimbangkan semua variabel yang terkait dalam produksi
- Membantu perusahaan memiliki dasar yang solid untuk menentukan margin keuntungan yang ingin diperoleh
- Membantu perusahaan untuk mendapatkan bahan baku dan menjalankan proses produksi dengan lebih efisien
- Memaksimalkan output produksi dari semua variabel pendukung yang telah disepakati
Langkah Melakukan Product Cost Management
Sumber: freepik.com
Untuk dapat melakukan aktivitas product cost management yang efektif, terdapat beberapa langkah utama yang wajib Anda perhatikan. Tentu saja, tujuan akhirnya adalah mendapatkan total biaya produk yang paling tepat, sesuai dengan anggaran dan target keuntungan yang ingin didapatkan.
- Pelajari perbedaan biaya yang ada pada opsi rancangan konsep di tahap riset dan pengembangan produk, petakan dengan baik dan catat perkiraan biaya yang muncul pada masing-masing konsep
- Lakukan evaluasi pada beberapa opsi yang masuk dalam kriteria anggaran dan biaya, kemudian tentukan rancangan yang paling ideal menurut perusahaan
- Ketiga, evaluasi biaya dari rancangan konsep yang akan digunakan pada bagian produksi atau engineer, karena hal ini mungkin saja mengubah urutan produksi secara praktis
- Proses evaluasi pada opsi manufaktur dan peralatan yang mungkin dapat digunakan untuk mendapatkan biaya paling rendah. Pertimbangannya juga akan memasukkan opsi antara membuat sendiri atau membeli bahan baku yang diperlukan
- Membuat perkiraan biaya yang detail dengan mengacu pada harga-harga terbaru dari pemasok untuk melihat opsi paling masuk akal
- Menganalisis batch produksi saat ini untuk melihat pos mana yang kira-kira mengalami kelebihan biaya produksi
- Mengevaluasi pilihan pengurangan biaya yang ada secara realistis untuk melihat potensi pengurangan biaya tertinggi pada tempo waktu yang paling singkat
Memang secara praktis semua usaha yang dilakukan akan berorientasi pada pengurangan biaya. Namun demikian hal ini tentu tetap mempertimbangkan kualitas produk, agar tidak sampai membuat pelanggan yang Anda miliki merasa kecewa.
Metode Perhitungan yang Dapat Digunakan
Sumber: freepik.com
Untuk dapat menghitung product cost dengan tepat, ada beberapa metode yang dapat menjadi acuan. Masing-masing metode ini kemudian masuk dalam perhitungan besar yang dilakukan, sehingga diperoleh angka solid untuk menjadi acuan utama.
1. Job Costing
Metode pertama ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada produk atau layanan yang spesifik. Job costing memasukkan variabel tenaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead yang terkait dengan pekerjaan.
Metode ini umum digunakan pada industri konstruksi, dimana proyek yang dikerjakan cenderung unik dan memerlukan perhitungan biaya yang sesuai dengan proyek tersebut.
2. Process Costing
Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada sejumlah besar produk yang sama. Umum digunakan dalam industri dengan volume produksi besar setiap batch-nya, dan dapat akan membagi total biaya produksi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
3. Activity-based Costing
Jenis metode ketiga disebut dengan activity-based costing. Metode ini akan memperhitungkan biaya-biaya tidak langsung terkait dengan produk tertentu, berdasarkan aktivitas yang terlibat di dalam proses produksinya.
Perhitungan ini dapat menjadi sangat akurat ketika biaya tidak langsung banyak terlibat dalam proses produksi, dan sulit menakar biaya tidak langsung ini.
4. Standard Costing
Terakhir disebut dengan standard costing, dan menggunakan biaya yang telah direncanakan sebelumnya untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Biaya aktual kemudian akan dibandingkan dengan biaya yang direncanakan, untuk mengetahui alternatif dan penyesuaian yang diperlukan.
Metode ini umum digunakan pada perusahaan yang ingin mendeteksi inefisiensi yang terjadi dan mengurangi biaya tersebut.
Baca Juga: MRO Itu Penting! Kenali Fungsi dan 4 Cara Menghemat Biayanya
Secara mendasar sebenarnya konsep dan penggunaan product cost management benar-benar dapat membantu perusahaan mendapatkan biaya terbaik dalam urusan produksi unit, tanpa mengurangi kualitas yang dapat mengecewakan pelanggan. Namun hal ini perlu dilakukan dengan cermat, menggunakan modul dan sistem yang tepat.
RUN System, kemudian hadir membawa Production Planning Management di dalam ERP-nya untuk membantu Anda dalam mengoptimalkan product cost management perusahaan. Dengan fitur yang lengkap di dalam modul ini, perencanaan, perhitungan, dan penyesuaian dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak sehingga tidak ada komponen yang terlewatkan. Segera gunakan RUN System dalam perusahaan Anda, dan optimalkan bisnis hingga titik maksimal sekarang juga!
