Memahami Bahan Baku: Pengertian, Jenis, dan Cara Penyimpanan Paling Optimal

Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan, di bidang apapun, membutuhkan berbagai elemen untuk menghasilkan satu produk yang akan dijual. Mulai dari tenaga manusia, peralatan yang ada di pabrik, sumber daya, hingga bahan baku. Semua diperlukan dalam jumlah tertentu, sehingga dapat menghasilkan barang yang sesuai dengan standar.

Artikel kali ini, secara spesifik akan membahas mengenai bahan baku. Mulai dari apa itu pengertiannya, kemudian jenis-jenis dari entitas tersebut, hingga cara penyimpanan yang direkomendasikan sehingga tidak lekas rusak dan bisa digunakan dalam kondisi terbaik untuk proses produksi.

Tanpa berlama-lama lagi, mari simak satu per satu penjelasannya di bawah ini.

Baca Juga: Stock Opname Adalah Menghitung Persediaan Barang, Ini Manfaatnya!

Mengenal Apa Itu Bahan Baku

bahan baku

Sumber : freepik.com

Secara singkat, yang dimaksud dengan bahan baku adalah bahan atau komponen yang dibutuhkan dan digunakan dalam membuat suatu produk di sebuah industri. Bahan atau komponen yang dimaksud akan tampak pada produk yang siap dipasarkan.

Tentu, mengacu pada pengertian ini, pemilihan komponen produksi tersebut menjadi sangat penting. Secara langsung, kualitas bahan yang digunakan akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Pemilihannya harus cermat, sesuai standar kualitas yang ditetapkan, dan dikontrol dengan baik. Sederhana, tujuannya agar proses produksi yang dilakukan perusahaan bisa berangkat dari bahan dasar terbaik sehingga menghasilkan produk yang bisa memuaskan pelanggannya.

Setidaknya Dibagi Ke Dalam Dua Jenis Berbeda

bahan baku

Sumber: freepik.com

Setelah memahami definisinya, mari selanjutnya membahas mengenai kategori atau jenis dari bahan baku itu sendiri. Secara garis besar, pembagiannya dibedakan menjadi dua, yakni bahan langsung (direct material) dan bahan tidak langsung (indirect material).

Direct Material

Yang dimaksud adalah semua jenis bahan yang merupakan bagian dari produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, dalam pembuatan dompet kulit, maka direct material-nya adalah kulit sapi dengan kualitas tertentu. Kulit sapi ini jadi bahan utama yang akan tampak langsung pada produk.

Contoh lain adalah pada bisnis properti, direct material yang diperlukan adalah bahan bangunan seperti bata, semen, pasir, genteng, dan lain sebagainya.

Indirect Material

Jenis kedua adalah indirect material, yang artinya secara harfiah adalah bahan baku tidak langsung. Bahan ini diperlukan dalam proses produksi, namun pada produk yang dihasilkan tidak tampak secara langsung. Biasanya bahan seperti ini adalah bahan pelengkap dan pendukung produk tersebut.

Kembali pada contoh pertama pada pembuatan dompet kulit, juga diperlukan benang, kemudian cat pelapis, serta bahan pendukung lainnya. Tidak secara langsung tampak, namun keberadaannya juga jadi hal wajib agar produk bisa sesuai dengan ekspektasi pelanggan dan standar perusahaan.

Pada penggolongan lain, jenis bahan baku juga bisa dibedakan menjadi lima kelompok.

  • Bahan mentah, berwujud mentah dan berasal dari sumber alam atau dibuat perusahaan untuk digunakan sendiri.
  • Komponen rakitan, berupa komponen dari sebuah produk yang dapat dirakit menjadi produk akhir.
  • Bahan pembantu, diperlukan dalam produksi, tapi bukan komponen produk jadi.
  • Barang dalam proses, hasil dari setiap bagian produksi yang masih perlu diproses lagi untuk menjadi barang akhir.
  • Barang jadi, barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual.

Cara Menyimpannya dengan Benar

bahan baku

Sumber: freepik.com

Cara penyimpanan bahan baku yang tepat akan mengacu pada jenis bahan baku yang dimiliki perusahaan atau yang ada di gudang. Namun jika ingin digeneralisir, berikut cara mengelola persediaan bahan yang dimiliki agar efektif, efisien, dan optimal.

1. Pastikan Stok Tidak Berlebihan atau Kekurangan

Jika di gudang Anda terjadi overstock dan understock, artinya pengelolaan dan penyimpanan bahan baku tidak berjalan optimal. Memastikan kedua kondisi ini tidak terjadi akan baik bagi seluruh sistem produksi, karena tidak akan ada biaya tambahan untuk mengadakan bahan secara mendadak, atau mengganti kerusakan bahan yang lewat masa pakainya.

2. Hitung Reorder Points dengan Cermat

Dalam pengelolaan gudang dan bahan baku memang dikenal ada istilah safety stock yang ditujukan untuk menjadi pengaman saat materi yang diperlukan habis. Namun hal ini juga harus mempertimbangkan reorder points, sehingga stok ulang bisa dilakukan tepat waktu. Jangan sampai Anda melakukan pemesanan bahan baku saat safety stock masih berlimpah, karena akan jadi pemborosan.

3. Perhitungan dan Perencanaan Materi Produksi

Memiliki perencanaan yang baik pada proses produksi akan jadi cara yang tepat mengelola penyimpanan bahan baku. Dengan rencana yang terukur, Anda bisa paham benar berapa bahan yang dibutuhkan, kapan bahan dipesan, kapan bahan sampai, dan selama apa bahan akan disimpan di dalam gudang. Dengan begini pengelolaan space yang ada di gudang akan efektif, dan bahan baku yang dimiliki tak akan mengalami kerusakan karena terlalu lama disimpan.

4. Memastikan Kualitas Bahan Baku

Menyimpan bahan yang diperlukan juga wajib memperhatikan kualitas dari bahan tersebut. Ini mengapa proses quality control menjadi penting, agar setiap bahan yang disimpan bisa bertahan sesuai dengan prediksi dan rencana produksi.

5. Pengelolaan Data Terpadu

Tentu saja di era yang serba modern seperti sekarang ini, pengelolaan data terpadu terkait penyimpanan dan gudang jadi penting. Dengan masuknya semua data bahan yang ada, maka perencanaan produksi akan makin mudah dan terkontrol. Demikian pula dengan penyimpanan bahan baku, bisa dikontrol lebih mudah tanpa harus menghabiskan banyak waktu.

Baca Juga : 10 Spesifikasi Produk yang Wajib Dicantumkan, Simak Di Sini!

Secara umum, terkait dengan pengertian, pembagian jenis, dan cara penyimpanan bahan baku yang bisa sudah dijelaskan dalam poin singkat di atas.

RUN System Hadir dengan Inventory & Material Management-nya

Terkait dengan pengelolaan bahan baku, perencanaan, dan pendataannya, RUN System memiliki fitur Inventory & Material Management. Dengan fitur ini, Anda bisa dengan mudah melakukan perencanaan, pengontrolan, dan sekaligus mengintegrasikannya dengan fitur untuk menjaga kualitas. Maka bahan yang dimiliki bisa terjamin kuantitas dan kualitasnya, sehingga proses produksi bisa berjalan optimal.

Bagaimana kami dapat membantu Anda?

Beri tahu kami apa yang Anda butuhkan, kami siap memberikan solusi yang tepat untuk bisnis Anda